Baca Juga: Figur - Ayong Jeo, Dari Teknisi Tape Mobil hingga Jadi Ketua GATOMI yang Sukses Kembangkan Kramat Motor Selama 30 Tahun Lebih
Dari sudut pandangnya, ia menilai kalau kondisi pandemi dapat mempercepat kemajuan di bidang digital bagi HPM.
"Pandemi ini membuat strategi yang kami rancang di awal itu perlu disesuaikan dengan kondisi yang datang mendadak. Intinya harus cepat beradaptasi," kata Arfi.
Arfi melihat ada pergeseran perilaku konsumen ke arah digital karena perkembangan teknologi dan kepopuleran media sosial untuk mencari informasi ataupun berkomunikasi.
"Jadi pandemi ini buat kami seperti mengakselerasi atau mempercepat digitalalisasi yang sudah kami buat sebelumnya," sambungnya.
Karena faktor tersebut, percepatan transformasi digital menjadi tantangan HPM untuk terus mengakomodasi dan mengadopsi kebutuhan konsumen.
Arfi juga menyebut, akselerasi transformasi digital ini turut membuat HPM melakukan berbagai inovasi.
"Inovasi itu mulai dari aset digital kami yang pertama yaitu website. Sejak pandemi, website berubah dengan memberikan informasi secara dua arah, jadi bukan lagi kami menyebarkan informasi produk, harga dan sebagainya. Tapi juga menangkap kebutuhan konsumen yang ingin mengontak Honda dan dealer," jelasnya.
Karena itu, menurutnya website dan media sosial dalam industri otomotif sudah seperti pengganti dealer dalam dunia digital.
"Jadi mereka bisa mendapatkan konten, mengetahui produk yang diperlukan, dan melakukan pemesanan lewat website yang terhubung dari berbagai media sosial kami dengan mudah. Jadi website ini sebagai penghubung kami dengan konsumen dan dealer," lanjut Arfi.