GridOto.com - Belakangan ini pamor mobil listrik tengah naik daun.
Di Indonesia pun mulai banyak mobil listrik yang beredar.
Sebut saja Hyundai Kona Electric, dan Ioniq, kemudian ada Nissan Leaf, hingga mobil-mobil bikinan Tesla.
Keberadaan mobil listrik seolah jadi simbol dari kemajuan tekologi, makanya pabrikan pun berlomba-lomba merilis mobil yang enggak lagi butuh bensin ini.
Tapi, Sobat tahu enggak nih kalau ternyata mobil listrik sebenarnya juga sudah pernah muncul lebih dari 100 tahun yang lalu, yakni di awal era tahun 1900.
Saat itu para insiyur di Eropa dan Amerika sudah mulai menciptakan konsep mobil yang bahan bakarnya diambil dari sebuah baterai.
Bahkan saat itu mobilnya sempat dipamerkan juga di ajang New York Auto Show, hingga sempat juga mengalami masa kejayaan di era 1900.
Bisa dibilang, satu per tiga dari kendaraan yang ada di Amerika saat itu adalah mobil listrik.
Bahkan sekitar 60 unit mobil listrik juga sempat dipakai jadi taksi di New York.
Yang bikin mobil listrik digemari saat itu, karena ia dianggap mampu menjawab kekurangan dari mobil bermesin bakar.
Gimana enggak, saat mobil dengan mesin bakar harus di-starter dengan engkol tangan.
Tentunya juga dengan transmisi yang cuma ada manual, juga suara mesin yang berisik.
Jadi, gimana keberadaan mobil listrik tak dianggap menarik?
Tapi seiring berkembangnya zaman, mobil bermesin bakar juga mengalami pengembangan.
Elektrik starter mulai ditemukan, harga bahan bakar juga murah dengan ketersediaannya yang berlimpah di awal tahun 1930.
Secara harga, mobil bermesin bakar juga lebih murah dari mobil listrik.
Hal itu membuat mobil mesin bakar kembali mengambil alih pasar mobil.
Sementara itu, mobil listrik juga bukannya tanpa kekurangan.
Baca Juga: Teknologi Mobil Listrik Cupra Ini Siap Garuk Tanah dan Jaga Lingkungan
Coba pikir deh, menurut kalian kira-kira gimana cara charging mobil listrik di era itu?
Jangan dipikir ada stasiun pengisian untuk mobil listrik, apalagi bisa fast charging.
Di rumah pun enggak sesimpel sekarang yang tinggal charge sendiri lewat colokan ke stop kontak.
Di era 1930-an, punya mobil listrik artinya juga mesti punya alat khusus untuk mengisi dayanya.
Bentuknya sama sekali enggak simpel.
Alatnya segede gaban, dengan tinggi mungkin sekitar dua meter, dan tentunya berat.
Tentu saja alat ini enggak bisa dibawa kemana-mana.
Cara kerjanya mirip dengan sebuah generator pembangkit listrik, dengan tuas sebagai saklarnya.
Nah, alat inilah yang jadi sumber untuk mengisi daya baterai mobil listrik saat itu.
Inilah juga jadi salah satu faktor yang bikin harga mobil listrik cukup mahal.
Makanya lambat laun, mobil listrik pamornya kembali meredup lagi dan kembali bersinar di era sekarang.
Ternyata panjang juga ya perjalanan mobil listrik.