Wajar jika butuh lembaga yang kompeten untuk memberikan pelatihan dan arahan sebelum mengajukan kepemilikian SIM.
Tapi ya sistemnya harus dibuat benar dan mumpuni, sehingga bisa terlaksana dengan baik. Tanpa ada ruang untuk melakukan permainan di belakangnya.
Materi ujian untuk mendapatkan SIM juga harus lebih diperhatikan. Jangan sampai materinya tetap sama, padahal SIM nya sudah berbeda tingkat.
Enggak perlu lagi mengulang seperti membuat SIM C biasa. Harus menggunakan materi yang juga berjenjang.
Nah, untuk pemohon SIM C pertama kali juga justru butuh banyak pelatihan dasar. Terutama yang berhubungan dengan rambu-rambu dan prilaku di jalan raya.
Karena selama ini terus terang mereka yang mengajukan SIM belum pernah mendapat informasi atau pendidikan tentang rambu lalu lintas.
Baru liatnya pas saat mengerjakan ujian teori....hehehe..
Jadi enggak hanya masalah bisa bawa motor/mobil, pemahamam tentang rambu dan tertib lalu lintas harus ditekankan. Jika sudah lulus dan mendapat sertifikat baru boleh ikut ujian SIM.
Selanjutnya jika ingin naik penggolongan SIM-nya, Untuk rambu dan prilaku di jalan mungkin masih bisa diulang, tapi untuk praktiknya harus menggunakan kendaraan yang juga sesuai golongannya.
Agak janggal jika mau ambil SIM C1 atau 2 tapi pas ujian praktiknya pakai motor skutik.