Sayangnya, usulannya ditolak oleh DPRDS dengan alasan jalan tol akan menghambat dan mengganggu lalu lintas.
Selain itu, DPRDS menganggap penarikan tarif jalan tol sama aja seperti meminta uang pajak di masa kolonial.
Maju ke 1970, kondisi lalu lintas di wilayah Jakarta semakin padat karena bertambahnya jumlah kendaraan yang mencapai angka 222 ribu unit.
Melihat kondisi ini, usulan Sudiro untuk membangun jalan tol akhirnya dipertimbangkan.
Baca Juga: Disuntik Mati, Ini Sejarah Honda Jazz di Indonesia, Sempat Populer Karena Berita Hoax
Menteri Pekerjaan Umum, Sutami pun mengajukan pembangunan Djakarta Bypass Cililitan-Ciawi sepanjang 50 km kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka, pada 9 Januari 1970.
Proyek pembangunan jalan tol ini diketahui memakan biaya mencapai Rp 16 miliar.
Berdasarkan Harian Kompas yang terbit pada 28 September 1973, konstruksi jalan tol Jagorawi memiliki panjang 52 km dengan enam lajur dan ditargetkan selesai pada 1978.
Pihak asing pun dilibatkan dalam proyek pembangunan jalan tol pertama di Indonesia itu yang menghubungkan wilayah Jakarta, Cibubur, Citereup, Bogor serta Ciawi.