Otojadul: Nostalgia Adu Ketangguhan Motor Sport Sengaja Terjang Banjir, Sampai Nyungsep dan Mogok?

Ditta Aditya Pratama - Minggu, 21 Februari 2021 | 20:44 WIB

Nostalgia tes motor sport sengaja menerjang banjir yang dilakukan Tim Tabloid Motor Plus (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Jangan keburu merasa tinggi nih buat kamu pengguna motor trail dan motor sport yang hendak menerobos banjir.

Meski didesain lebih tinggi dari motor bebek dan matik, tetap saja ada batasannya nih.

Lalu bagaimana sih batas aman motor sport kalau ingin terabas banjir?

Buka-buka dokumentasi, eh ternyata ada nih artikel lawas dari Tabloid Motor Plus edisi 467, Sabtu 9 Februari 2008. Sekalian nostalgia deh...

Tim Motor Plus mengutus tiga orang nih buat ngetes kemampuan motor sport menyibak banjir.

Baca Juga: Kisah Ojek Gerobak Saat Banjir Melanda Jakarta, Berapa Omzet yang Didapat Dalam Sehari?

Ada Hend yang mengendarai Yamaha V-Ixion, KR15 menunggang Bajaj Pulsar 200 DTS-i sedang Eka nyemplak Honda Mega Pro.

Saat ketiganya menembus jalur banjir setinggi 30 cm, ketiga motor ini aman-aman saja dengan manteng di kecepatan 20 km/jam melibas jalur yang kebanjiran.

Nah saat ngetes jalanan yang dilanda banjir sekitar 60 cm, ketiga motor tetap aman meskipun ground clearance Yamaha V-ixion 16,7 cm dan Bajaj Pulsar 200 DTS-i 16,5 cm relatif lebih tinggi dibanding Honda Mega Pro 14,9 cm.

Namun dengan posisi mesin tegak, problem pengapian terutama busi keguyur air rasanya
bisa diminimalkan jika dibanding skutik apalagi tipe bebek.

Saat meluncur di genangan 60 cm ini, ketiga kru Em-Plus mematok kecepatan di 10 km/jam dan sengaja bolak-balik di jalur yang sama untuk lebih membuktikan ketangguhan motor sport.

Kekhawatiran tim tester Em-Plus soal bagian kelistrikan terutama CDI yang kerendam tidak terbukti.

Maklum, posisi peranti pengapian ini lumayan tinggi. Sekitar 70 cm, jadi untuk soal ini baik V-ixion, Mega Pro apalagi Pulsar 200 DTS-i tidak ada masalah.

Tak puas kami iseng ngegeber motor dengan kecepatan tinggi.

Setelah melewati area terendam, throttle gas Yamaha V-ixion agak ngedrop. Sepertinya air nyelinap ke busi. Lantas dipanteng di 4.000 rpm.

Dugaan awal, cipratan air masuk ke dalam saringan udara. Sehingga membuat tarikan mbrebet. Jadi, jangan terlalu galak membawa motor di situasi banjir.

Baca Juga: Otojadul: Pabrik Toyota Kebanjiran, Ratusan Kijang Terendam, Corolla Terpaksa Dimusnahkan

Beda sama Bajaj Pulsar 200 DTS-i yang tetap anteng saat melibas banjir setinggi 50 cm dengan genangan mengalir dari arah samping. Meski agak sedikit goyang lantaraan derasnya arus.

Mungkin kestabilan dipengaruhi bodi yang lebar dan bobot yang mencapai 145 kg.

Dengan teknologi 2 businya, terbukti busi ke-2 yang tertutup rapat karet lumayan membantu bila busi ke-1 kena cipratan air. Cuma gasingan mesin mesti ditahan kira-kira di atas 3.500 rpm.

Gejala tambah sedikit rpm juga mesti diterapkan ke Mega Pro. Bukan karena motor ini sedikit oleng terkena aliran air dari samping. Tapi, begitu terkena impact, artinya tekanan untuk meluncur ke depan juga makin bertambah.

Jika tak diimbangi dengan menambah sekitar 1.000 rpm lagi, takutnya mesin tak kuat melawan beban. Tapi menaikan putaran mesin juga kudu ekstra hati-hati. Jangan langsung disentak, tapi dinaikkan throttle secara perlahan.

Sebab jika dinaikkan spontan, filter udara pun bisa mengirim air yang melintasi boks filter dan langsung mengirim ke venturi karbu. Jika seperti ini, mesin pun terasa tersedak. Dan bisa mati mendadak.

Setelah melewati banjir, problem yang kerap dialami yakni rem yang tidak pakem lantaran basah. Jadi, sebelum gas pol, mesti mengira kekuatan rem.

Ketika mengendarai Pulsar dengan kapasitas mesin gede yaitu 200 cc, awak Em-Plus hampir nyungsep. Itu lantaran tenaga besar Bajaj kurang diimbangi oleh rem belakang yang berkurang daya gigitnya setelah diajak main air.

Lalu harus diperhatikan risiko mogok akibat busi kebasahan atau mesin kemasukan air dan korslet.

Maklum, dari ketiga tunggangan ini ada yang adopsi peranti kelistrikan lebih banyak sebagai
pendukung komponen canggih.

Baca Juga: Dari Yamaha XMAX Hingga Sedan Mewah Mercy C200, Begini Kondisi Berbagai Kendaraan Pascabanjir di Kemang, Jakarta Selatan

Contohnya Bajaj Pulsar 200 DTS-i yang didukung BCU (Battery Contol Unit) atau Yamaha V-Ixion dengan ECU (Electronic Control Unit) pendukung kerja Injeksi.

Sementara Honda Mega Pro masih mengandalkan unit CDI, jauh lebih aman lantaran part itu dibungkus rapi.

Cuma kalau lihat dari posisi pasang BCU dan ECU yang berada di atas aki dan boks filter, rasanya tetap aman bila motor dipakai di jalan banjir setinggi itu.

Kecuali kalau motor kerendam melebihi batas aki dan boks filter.

Namun selama kunci kontak posisi OFF dan aki didukung sekering (10 ampere), kelistrikan motor dijamin tetap aman.

Sebab bila ada korslet, alat yang diserang pertama kali adalah sekring. Makanya selalu perhatikan sekring.

Baca Juga: Flashback Banjir Jakarta 2007: Air Berlalu, Bengkel Interior Diserbu

Menerobos banjir, kebetulan tiga motor ini memiliki sistem suplai bahan bakar berbeda. Yamaha V-ixion dengan sistem Injeksi, Bajaj Pulsar 200 DTS-i dengan sistem karburator Vakum dan Honda Mega Pro karbu biasa.

Hend yang menunggang Yamaha V-Ixion waktu itu agak ragu kala melintas di ketinggian genangan air sekitar 60 cm. Maklum, bila ada masalah atau motor
mati pasti perlakukannya tak semudah karburator. Sebab musti melepas busi juga
throttle body.

Belum lagi riset yang harus dilakukan ketika melepas peranti injektor. Maklum, namanya air banjir bisa saja membawa kotoran dan menyumbat injektor itu sendiri.

Nah, takutnya ketika melepas part, eh ada bentuk ataupun seting yang berubah.
Misal, sensor unit.

Namun keraguan Hend berbeda dengan Eka dan KR15. Kedua awak Em-Plus ini sedikit lebih tenang ketika melewati banjir. Maklum, karena kedua motor yang ditungganginya menganut karburator biasa.

Begitu motor mati kerendam air, membuka karbu dan membersihkannya pun semudah membalik telapak tangan. Cukup buka baut pengikat mangkuk karburator pakai obeng, lalu semprot dengan angin kompresor.