Sebab jika dinaikkan spontan, filter udara pun bisa mengirim air yang melintasi boks filter dan langsung mengirim ke venturi karbu. Jika seperti ini, mesin pun terasa tersedak. Dan bisa mati mendadak.
Setelah melewati banjir, problem yang kerap dialami yakni rem yang tidak pakem lantaran basah. Jadi, sebelum gas pol, mesti mengira kekuatan rem.
Ketika mengendarai Pulsar dengan kapasitas mesin gede yaitu 200 cc, awak Em-Plus hampir nyungsep. Itu lantaran tenaga besar Bajaj kurang diimbangi oleh rem belakang yang berkurang daya gigitnya setelah diajak main air.
Lalu harus diperhatikan risiko mogok akibat busi kebasahan atau mesin kemasukan air dan korslet.
Maklum, dari ketiga tunggangan ini ada yang adopsi peranti kelistrikan lebih banyak sebagai
pendukung komponen canggih.
Contohnya Bajaj Pulsar 200 DTS-i yang didukung BCU (Battery Contol Unit) atau Yamaha V-Ixion dengan ECU (Electronic Control Unit) pendukung kerja Injeksi.
Sementara Honda Mega Pro masih mengandalkan unit CDI, jauh lebih aman lantaran part itu dibungkus rapi.
Cuma kalau lihat dari posisi pasang BCU dan ECU yang berada di atas aki dan boks filter, rasanya tetap aman bila motor dipakai di jalan banjir setinggi itu.
Kecuali kalau motor kerendam melebihi batas aki dan boks filter.
Namun selama kunci kontak posisi OFF dan aki didukung sekering (10 ampere), kelistrikan motor dijamin tetap aman.
Sebab bila ada korslet, alat yang diserang pertama kali adalah sekring. Makanya selalu perhatikan sekring.
Baca Juga: Flashback Banjir Jakarta 2007: Air Berlalu, Bengkel Interior Diserbu
Menerobos banjir, kebetulan tiga motor ini memiliki sistem suplai bahan bakar berbeda. Yamaha V-ixion dengan sistem Injeksi, Bajaj Pulsar 200 DTS-i dengan sistem karburator Vakum dan Honda Mega Pro karbu biasa.
Hend yang menunggang Yamaha V-Ixion waktu itu agak ragu kala melintas di ketinggian genangan air sekitar 60 cm. Maklum, bila ada masalah atau motor
mati pasti perlakukannya tak semudah karburator. Sebab musti melepas busi juga
throttle body.
Belum lagi riset yang harus dilakukan ketika melepas peranti injektor. Maklum, namanya air banjir bisa saja membawa kotoran dan menyumbat injektor itu sendiri.
Nah, takutnya ketika melepas part, eh ada bentuk ataupun seting yang berubah.
Misal, sensor unit.
Namun keraguan Hend berbeda dengan Eka dan KR15. Kedua awak Em-Plus ini sedikit lebih tenang ketika melewati banjir. Maklum, karena kedua motor yang ditungganginya menganut karburator biasa.
Begitu motor mati kerendam air, membuka karbu dan membersihkannya pun semudah membalik telapak tangan. Cukup buka baut pengikat mangkuk karburator pakai obeng, lalu semprot dengan angin kompresor.