Di 2001, Brivio ikut bersama runner-up World Superbike Yamaha tahun 2000, Noriyuki Haga, pindah ke GP500 (sekarang MotoGP).
Brivio ditunjuk Yamaha untuk membantu Haga debut di GP500 saat itu.
"Lalu di 2002, aku jadi Direktur Tim Yamaha, saat itu Lin Jarvis jadi Managing Director, jadi dia adalah bosku. Kami mengatur tim bersama, pembalapnya saat itu Max Biaggi dan Carlos Checa," lanjutnya.
"Yamaha memutuskan tak memakai Biaggi, kemudian kami merekrut Marco Melandri, jadi ada Melandri dan Checa. Tapi tahun 2003 buruk, kami tak meraih podium, tapi tim satelit Yamaha ada Alex Barros meraih podium di Le Mans saat wet race," jelasnya.
Saat itulah Brivio dan Jarvis memikirkan hal lain bagaimana memperbaiki performa Yamaha.
"Tahun itu buruk, tahun 2005 Yamaha berulang tahun yang ke-50. Jadi Yamaha ingin melakukan hal besar, dan akhirnya kami putuskan balapan dengan Valentino Rossi," ungkap Jarvis.
"Saat itu bingung juga, tim Yamaha tidak meraih podium di 2003. Saat itu Yamaha sedang di masa sulit. Akan ada anggapan jika Valentino gabung tapi Yamaha bisa menang, itu karena Valentino. Tapi jika gagal, maka itu karena Yamaha," jelas Brivio.
Namun Yamaha benar-benar serius saat itu untuk membuat perubahan.
Untungnya Yamaha terbantu dengan hubungan renggang Rossi dan Honda.
Setelah bergabung, Brivio mengungkap The Doctor membawa perubahan besar dan akhirnya bisa menjadi juara dunia.
Selain Rossi, Brivio, dan Jarvis, ada sosok Masao Furusawa sang mekanik yang membuat YZR-M1 menjadi motor kompetitif di MotoGP.
Saat Rossi meninggalkan Yamaha usai 2010 untuk gabung Ducati, Brivio juga keluar dari Yamaha.
Setelah menghilang beberapa tahun, pada akhir 2012 Suzuki memanggilnya untuk mempersiapkan come back ke MotoGP.
Baca Juga: Breaking News! Davide Brivio Resmi Tinggalkan Suzuki, Hengkang ke Tim Alpine F1
Dengan seluruh keterbatasan Suzuki, Brivio dengan kepemimpinannya bisa menjalankan penuh Suzuki di MotoGP 2015.
Sejak saat itu Brivio selalu memakai pembalap muda untuk skuatnya, dari Maverick Vinales hingga akhirnya ke Alex Rins dan Joan Mir dan berhasil meraih gelar juara di MotoGP 2020.
Bayangkan, awalnya jadi wartawan tapi bisa jadi bos tim MotoGP dan kini bos tim F1 loh sob!