Selain pengetahuan soal motor dan balapan yang lebih luas, Brivio yang punya karakter mudah disukai dan punya etos kerja tinggi juga mendapat banyak relasi.
"Aku sempat mewawancara Giovanni Castiglioni, pendiri Cagiva, yang kala itu akan merayakan ulang tahun ke-10 pabrikannya. Lalu Giorgio Saporiti, perancang trek motocross terkenal di Italia," sambungnya.
Nah relasi-relasi itulah yang membuat Brivio ditunjuk oleh salah satu sponsor untuk menulis laporan soal balapan Fabrizio Pirovano, pembalap cukup terkenal dan kompetitif kala itu yang balapan di World Superbike.
Fabrizio Pirovano balapan di World Superbike pada 1988 sampai 1995, di Yamaha dari 1988 sampai 1993.
"Aku masih ingat balapan pertamaku di Jerez Spanyol. Bertemu banyak pembalap di paddock membuatku seperti anak kecil yang diajak ke Disneyland," ungkapnya.
Baca Juga: Valentino Rossi Seolah Kasih Kode Keras Untuk Merapat ke Suzuki atau KTM di MotoGP 2022
Meski sulit karena harus fasih berbahasa Inggris, Brivio yang pekerja keras dan punya attitude yang baik jadi figur yang mudah disukai di paddock.
Perlahan karirnya menanjak cukup cepat dan dipercaya oleh petinggi-petinggi Yamaha kala itu.
Akhirnya pada 1992, Brivio dipercaya Yamaha menjalankan tim di WorldSBK, Belgarda Yamaha Racing Division.
Setelah sukses dengan itu, Brivio dipercaya jadi manajer tim utama Yamaha di World Superbike dari 1995 sampai 2000.