Tenaganya mencapai 13 dk pada 7.500 rpm dan torsi 12,7 Nm di 6.000 rpm.
Kompresi mesinnya 7,0:1 dengan pasokan bensin karburator Mikuni VM 18 SS.
Dengan mesin yang cukup besar itu Suzuki mengklaim bahwa Satria 120S ini tetap irit.
Itu berkat posisi mesin Satria berkonfigurasi 50 derajat.
Baca Juga: Otojadul: Cerita Yamaha RX-King Dikenal Sebagai Motor Jambret, Polisi Sampai Dibikin Pusing
"Dengan begitu, bahan bakar cepat masuk dan gas buang mudah dimuntahkan. Irit dia," kata Michael Iskandar, seseph kilik mengilik dari APM Suzuki yang dulu masih bernama ISI (Indomobil Suzuki International), dikutip dari tabloid OTOMOTF edisi no.25/VII Senin 27 Oktober 1997.
Model mesin ini, membuat letak karburator tak perlu jauh dari silinder.
Mulut karburator berhadapan langsung dengan crank case.
Alhasil, campuran bahan bakar tak perlu melewati semacam leher angsa yang kebanyakan digunakan bebek domestik bermesin horizontal.
Aliran gas buang tak bakal terhambat dengan mesin tegak.
Pasalnya, desain leher knalpot lengkungannya teratur.
"Tidak meliuk tajam. Sehingga pembuangan bisa mengimbangi lancarya saluran masuk," jelas Michael yang akrab disapa Om Cia.
Sayangnya, pada generasi awal Satria ini, ia belum dilengkapi kopling tangan alias hanya menggunakan kopling sntrifugal.
Selain itu roda yang dipakai cenderung kecil.
Ban depan IRC tipe NR ukuran 70/90-17 dan belakang IRC 80/90-17 terlihat kurus.
Padahal, untuk motor seukuran Satria yang canggih, lebih kokoh menggunakan ban ukuran 90/90-17 depan dan belakang, setuju enggak?