GridOto.com - Yamaha MT-07 dan MT-09 versi 2020 yang baru diluncurkan secara virtual menggendong mesin berteknologi crossplane sebagai andalan.
Apa sih teknologi crossplane di mesin Yamaha dan bagaimana cara kerjanya secara sederhana?
Mesin ini dikembangkan oleh Masao Furusawa yang melahirkan proyek Yamaha YZR-M1 untuk program MotoGP Yamaha.
Mesin crossplane crankshaft ini pertama kali dijajal oleh Valentino Rossi.
Baca Juga: Diluncurkan Secara Virtual, Begini Spesifikasi Lengkap Yamaha MT-07
Masao Furusawa sempat kaget ketika mendengar komentar Rossi ketika pertama kali menjajal mesin crossplane ini.
Rossi mengatakan kalau motor terasa lambat, namun catatan waktunya lebih bagus dari motor sebelumnya.
Hal ini terjadi karena sistem crossplane ini sangat-sangat lembut dan jauh lebih halus sehingga pembalap tidak merasakan efek agresif, bahkan merasa motor tersebut sangat lambat.
Tujuan dibuatnya desain seperti ini adalah untuk memberikan tingkat redaman getaran mesin yang sempurna memanfatkan gaya tolak poros engkol yang saling bersilangan.
Baca Juga: Ini Sejarah Yamaha MT Series yang Jarang Orang Tahu, Konsepnya Detak Jantung!
Hasilnya, Yamaha M1 mampu melakukan proses berbelok dan berganti arah dengan sangat stabil dan kontrol yang maksimal.
Namun, crossplane di mesin Yamaha M1 berbeda dengan yang dianut MT-07 dan MT-09.
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan jumlah silinder mesin yang digunakan, M1 menggunakan mesin 4 silinder, MT-09 bermesin 3 silinder dan MT-07 pakai mesin 2 silinder.
Biar gampang kita bahas dari mesin 4 silinder Yamaha M1 yang menjadi pelopor teknologi mesin crossplane Yamaha.
Baca Juga: Ini Trik Bengkel Supaya Kampas Rem Baru di Motor Terasa Pakem
Mesin 4 silinder inline umumnya menggunakan metode pembakaran 1-4-2-3 dengan jeda waktu pengapian 180 derajat.
Dengan begitu silinder 1 dan 4 menyala bersamaan, kemudian dilanjutkan dengan silinder 2 dan 3 yang disebut dengan flatplane.
Mesin tipe ini punya efek negatif berupa munculnya noise berlebih, getaran besar, dan torsi akibat momen inersia yang fluktuatif alias naik turun.
Makanya, untuk menghilangkan efek negatif itu Yamaha mengembangkan mesin dengan tipe crossplane crankshaft.
Baca Juga: MotoGP San Mario Tempat Terbaik Valentino Rossi Umumkan Kontraknya
Pada sistem crossplane crankshaft, empat piston meledak bergantian secara lebih rapat tiap 90 derajat.
Artinya, saat piston 1 meledak, 90 derajat berikutnya piston 2 meledak dan berturut turut sampai piston 4.
Sistem crossplane crankshaft membuat mesin bekerja lebih halus dan minim getaran.
Efek yang paling dirasakan adalah tenaga mesin akan terasa terus mengisi di setiap putaran karena jarak ledakan pada piston yang berdekatan dan bergantian tadi.
Jika pada mesin 4 silinder jarak antara piston meledak dibuat 90 derajat, Yamaha menerapkan jarak berbeda antara posisi piston di mesin 3 silinder MT-09 dan mesin 2 silinder MT-07.
Pada mesin 3 silinder MT-09 jarak antara pin piston dibuat 120 derajat yang diklaim bisa membuat torsi dan tenaga mesin bisa didapat dengan mudah disetiap putaran mesin.
Di mesin 2 silinder MT-07 jarak pin antara piston dibuat 270 derajat yang diklaim membuat akselerasi menjadi lebih kuat dan menghasilkan traksi maksimum pada roda.
Baca Juga: Wuih, Lampu dan Windshield Jadi Aksesori Aftermarket Yamaha NMAX yang Paling Dicari
Konvigurasi itu juga membuat torsi MT-07 merata di setiap putaran mesin yang menghasilkan performa terbaik pada mesinnya.
Jadi itu tadi sedikit gambaran tentang cara kerja dan efek yang dihasilkan dari mesin berteknologi crossplane bikinan Yamaha.