Perkembangan recall di Indonesia sudah jauh lebih baik dalam 20 tahun terakhir.
Toh begitu, masih banyak APM enggan mengakui secara terbuka bahkan menyiarkan ke publik.
Program recall personal lebih banyak dipilih. Caranya dengan menyurati pemilik satu per satu untuk datang ke bengkel.
Itupun jika mobil atau motor masih tergolong baru (di bawah 5 tahun).
Lebih dari itu, APM sudah sulit mengkontak pemilik karena bisa jadi sudah berganti akibat dijual. Bahkan pemilik sudah tidak melakukan perawatan di bengkel resmi.
Ini juga yang memuat BMW membuat program yang dinamakan Technical Update.
Tujuannya menjangkau pemilik mobil yang sudah tak bisa dikontak lagi.
Image recall juga belum seluruhnya ditanggapi positif oleh konsumen. Meskipun ini wujud tanggung jawab pabrikan.
Sebagian konsumen masih menganggap produk recall adalah cacat produksi. Tak layak lagi dipakai meski sudah diperbaiki.
Paling parah ketika konsumen akan menjadi antipati terhadap merek tersebut.