Otojadul: Bisa Bikin Merek Sesuka Hati, Ternyata Produk Mocin Banyak Berasal dari Sini

Dida Argadea - Jumat, 29 Mei 2020 | 14:20 WIB

Motor racikan industri kecil-kecilan di China (Dida Argadea - )

Teras depan dipakai untuk memajang motor, sasis, serta tumpukan dus berisi onderdil macam karburator dan knalpot.

Masuk ke dalam, ada meja besar dengan dua telepon, juga dua kursi depan di hadapannya yang sebagian sudah mengelupas kulitnya.

Tabloid OTOMOTIF edisi NO.23/X SENIN, 16 OKTOBER 2000
Lokasi Mopei Zhe Chang, yang kerap disebut sebagai pasar gelap

Tiga poster besar bergambar produk berlabel Jianshe Motorcycles, Haizhimeng Motorcycle dan Yamaha SRZ 150 menghiasi dinding ruko.

Di sinilah Tan mengelola bisnisnya, jual beli mocin.

Baca Juga: Otojadul: Nostalgia si Oranye Metro Mini, Dari Sopir Ugal-ugalan hingga Jadi 'Battle Cruiser' Buat Dipakai Tawuran

Komunikasi dilakukan pakai bahasa Mandarin, karena bahasa Inggris 'tak laku' di sini.

Untungnya saat itu OTOMOTIF ditemani Tonny Sumampau, yang kala itu menjabat presdir PT Buana Jialinh Sakti Motor (BJSM) dan Iwan Haryono, direktur BJSM.

Tadinya agak seret, tapi setelah meyakinkan bahwa kami serius ingin membeli motor buat dijual di Indonesia, baru Tan mau buka mulut.

"Mau beli model apa, ini sekarang lagi laris," katanya sambil menunjuk gambar bebek bermerek Jianshe JY110, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi NO.23/X SENIN, 16 OKTOBER 2000.

Buat model bebek dengan rem cakram, motor itu harganya sekitar setara Rp 3 jutaan saat itu.