GridOto.com - Mungkin diantara kalian ada yang belum tahu, salah satu teknologi di mesin MotoGP yang tidak ada di motor produksi massal adalah pneumatic valve.
Pneumatic valve hanya digunakan di mesin MotoGP dan tidak dipasang di motor produksi massal karena ongkos produksinya yang mahal.
Kinerja klep dengan sistem pneumatic valve ini ada beberapa macam.
Ada yang tidak membutuhkan kem untuk menggerakkan klep masuk atau buang, ada juga yang masih pakai.
Baca Juga: Awas Kabel Injector Dan Switch Standar Samping Putus, Harganya Mahal!
Untuk yang tidak lagi menggunakan kem, peran kem digantikan piston selenoid yang bergerak karena aktivitas hidrolik.
Singkat cerita, klep bergerak naik dan turun bukan karena aktivitas kinetik, melainkan karena adanya tekanan hidrolik.
Kerja klep yang disebut pneumatic valve dikontrol menggunakan sistem selenoid gas.
Sehingga, penggerakan klep bergerak seperti mesin selenoid yang dikontrol menggunakan gas bertekanan tinggi.
Baca Juga: Bracket Kaliper Custom Mulai Rp 500 Ribu, Bisa Semua Jenis Motor
Klep buang dan klep masuk bekerja karena diatur oleh tekanan gas yang dikendalikan oleh regulator yang memiliki sistem bekerja sendiri.
Kelebihan sistem pneumatic valve ini, kerja klep (terbuka dan menutup) tidak akan mengalami kesalahan, yang bisa menyebabkan kerusakan mesin.
Ditambah mesin bekerja jadi lebih enteng, lantaran tidak terbebani friksi kem lagi untuk membuka dan menutup kem yang kerjanya digantikan sistem selenoid gas.
Baca Juga: Sebelum Upgrade Pengereman Motor, Pahami Fungsi Bracket Kaliper Rem
Selain sistem pneumatic yang dijabarkan tadi, ada juga jenis pneumatic yang masih gunakan kem.
Sistem pneumaticnya berfungsi sebagai pengganti spring atau per klep.
Makanya, disebut pneumatic valve spring.
Jadi, saat klep sudah terbuka penuh setelah didorong kem, sistem pneumatiknya akan menekan klep untuk kembali menutup.
Baca Juga: Ternyata Imut-Imut, Seberapa Nyaman Motor Listrik Katalis EV.500 Saat Dikendarai?
Namun, teknologi ini ada kekurangannya juga.
Karena selenoid yang menggerakkan klep bersifat kompresi, ketika sealnya rusak, kerja solenoidnya akan mengalami gangguan juga.
Kalau itu terjadi dan klep tetap terbuka saat piston naik ke TMA, maka piston bisa bertabrakan dengan klep dan membuat mesin jebol.
Itu tadi sedikit penjelasan cara kerja sistem pneumatic valve di mesin MotoGP.