Kaleidoskop MotoGP 2019: 4 Kisah Kontroversial Sepanjang 2019

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 31 Desember 2019 | 11:10 WIB

MotoGP 2019 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - MotoGP 2019 menyajikan beberapa momen seru, baik ketegangan di dalam trek maupun di luar trek.

Ada beberapa momen kontroversial yang mengejutkan dan menimbulkan kehebohan, baik buat pembalap, tim, jurnalis, dan juga fans.

Berikut beberapa momen kontroversial yang cukup heboh di MotoGP 2019

Kisah Jorge Lorenzo ke tim Repsol Honda hingga akhirnya pensiun

Paddock-GP.com
Gigi Dall'Igna berpelukan dengan Jorge Lorenzo

Sejak awal 2018, kabar transfer pembalap untuk MotoGP 2019 sudah jadi buah bibir di dalam maupun luar paddock.

Yang mengejutkan tentu bergabungnya Jorge Lorenzo ke tim Repsol Honda, menjadi 'The Dream Team' bersama Marc Marquez.

(Baca Juga: Mercedes Anggap Mesin Honda Kalahkan Ferrari di F1 2019)

Sejak awal, kisah Lorenzo dan Repsol Honda memang sudah jadi buah bibir.

Tapi ternyata, ekspektasi tidak menjadi kenyataan, dimana Jorge Lorenzo malah kesulitan bersama Repsol Honda dan RC213V.

Setelah beberapa kali terjatuh, hingga puncaknya mengalami cedera tulang punggung.

Hal itu membuat banyak spekulasi, dimana-mana hanya membicarakan Lorenzo.

Pada akhirnya, karena mengalami penderitaan tiada akhir, X-Fuera menyerah.

Di seri terakhir, Valencia, Lorenzo mengumumkan pensiun meski punya kontrak sampai 2020, dan kisahnya menjadi momen paling dramatis selama 2019.

Perginya Lorenzo membuat kursi panas di tim Repsol Honda jadi rebutan.

Pada akhirnya, Alex Marquez, juara Moto2 2019, adik Marc Marquez, dipilih untuk jadi pembalap tim legendaris tersebut.

Si kutu loncat Johann Zarco

Twitter/FormulaRapidaEN
Johann Zarco telah resmi jadi pembalap tim satelit Ducati, Reale Avintia Racing mulai musim MotoGP 2020

Sama seperti Jorge Lorenzo, pindahnya Johann Zarco dari tim satelit Yamaha ke KTM juga menjadi buah bibir selama musim 2018.

(Baca Juga: Banyak Tim MotoGP Rekrut Pembalap Muda, Jack Miller Berikan Komentar)

Banyak prediksi KTM akan beranjak kompetitif setelah Johann Zarco bergabung di 2019.

Kembali lagi, kenyataan tak sejalan sesuai harapan.

Zarco kesulitan di atas motor KTM dan berulang kali mendulang hasil buruk.

Pembalap asal Prancis ini berulang kali terlihat frustasi, bahkan sempat mencaci motornya yang tidak kompetitif.

Sampai akhirnya, Zarco meminta hal yang mengejutkan ke KTM soal kontraknya yang sebenarnya baru selesai di 2020.

Zarco meminta untuk hanya menyelesaikan sampai musim 2019 saja karena rasa frustrasi dan tidak cukup bernyali berjuang bersama KTM.

KTM setuju, sampai akhirnya gerah dengan Zarco dan mendepaknya sebelum musim 2019 berakhir.

Zarco yang menganggur ingin kembali ke Moto2, kalau tidak ya jadi test rider.

Yamaha berminat memakai jasanya sebagai test rider.

Tapi kesempatan langka tiba-tiba datang, tim LCR-Honda mencari pembalap pengganti sementara Takaaki Nakagami yang menjalani operasi bahu, Zarco langsung gabung.

Juara Moto2 2 kali ini membalap dengan motor Honda selama 3 balapan terakhir di 2019.

Zarco berulang kali memuji motor Honda sambil harap-harap cemas meski tidak ada kursi kosong, sampai akhirnya asa-nya tiba-tiba muncul, saat Lorenzo mengumumkan pensiun.

Dengan rasa percaya diri tinggi, Zarco yakin dirinya sosok yang tepat buat Repsol Honda.

Nyatanya tidak, Alex Marquez dipilih Honda dan Zarco galau lagi.

Entah darimana datangnya, kemudian datang isu Ducati minat merekrut Zarco, padahal tidak ada kursi kosong.

(Baca Juga: Berapa Banyak Ban yang Didapat Pembalap MotoGP Dalam Sekali Balapan?)

Tim satelit Ducati, Avintia Racing, disebut akan jadi rumah baru Zarco.

Eh sebelum kejadian, Zarco sudah mengolok-olok tim Avintia sebagai tim lemah dan tidak sepadan dengannya karena bisa saja kisahnya akan sama saat di KTM.

Tapi Ducati menjanjikan hal lain dimana Zarco akan mendapat support penuh, hampir bersamaan dengan itu tim Avintia juga dinaikkan statusnya oleh Ducati.

Padahal Avintia tidak punya kursi kosong, sampai akhirnya Karel Abraham yang didepak untuk melanggengkan Johann Zarco.

Kontroversi perangkat pendingin ban Ducati

dok. MotoGP
Spoiler tambahan di swingarm Ducati GP19

Di awal musim, Ducati memakai perangkat unik yang terpasang di bawah swing arm motor.

Hal itu menimbulkan protes keras dari Aprilia, KTM, Honda, dan Suzuki, yang menganggap perangkat Ducati melanggar regulasi.

Perangkat tersebut dianggap memperkuat aerodinamika motor, sementara Ducati mengklaim perangkat tersebut lebih sebagai pendingin ban belakang.

Protes dilayangkan, kemenangan Andrea Dovizioso di Qatar terancam.

Hal itu membuat heboh pembalap, tim, jurnalis, dan juga fans seluruh dunia.

Tapi perangkat tersebut dianggap sah oleh juri balap.

(Baca Juga: Demi Meraih Hasil Baik di MotoGP 2020, Alex Marquez Bakal Manfaatkan Tes Pramusim)

Hingga pada akhirnya ada sidang khusus soal membahas perangkat tersebut.

Pada sidang itu, Ducati kembali lolos karena yang dipakainya tidak melanggar regulasi apapun.

Tim-tim lain menyadari bahwa Ducati memang tidak melanggar sesuai yang disidangkan, akan tetapi regulasinya-lah yang dianggap terlalu abu-abu sehingga bisa ditembus.

Skandal doping Andrea Iannone

MotoGP.com
Andrea Iannone

Tahun 2019 ditutup dengan berita supermengejutkan dari pembalap Aprilia, Andrea Iannone.

Andrea Iannone dinyatakan memakai doping, sesuai tes pada sampel urin yang diambil di MotoGP Malaysia 2019 lalu.

Hal itu mengejutkan semua pihak, termasuk Iannone, dan tentunya tim Aprilia.

Iannone mengelak dan sudah mengajukan banding dengan pengetesan sampel kedua urinnya yang akan dilakukan 7 Januari 2020 mendatang.

Tes tersebut akan sangat menentukan nasib karir Iannone.

Jika negatif, Iannone lolos dan bisa kembali berkompetisi meski persiapannya dengan Aprilia sudah sangat terganggu.

Jika positif, Iannone terancam diskors 2-4 tahun tergantung hasil sidang.

(Baca Juga: Joan Mir Ungkap Alasan Utama Dirinya Gagal Bersinar di MotoGP Musim 2019)

Aprilia sendiri sudah pusing tujuh keliling menganggapi masalah ini.

Sementara ini, Aprilia sudah menghubungi pembalap lain untuk persiapan tes di Malaysia bulan Februari mendatang.

Jika Iannone bersalah, Aprilia siap-siap mencari pembalap pengganti yang permanen untuk kompetisi MotoGP 2020.