GridOto.com - Oli mesin bisa dibilang sebagai darahnya kendaraan, makanya punya peran penting buat performa dan durabilitas mesin kendaraan.
Meski kebanyakan orang tahunya oli mesin berfungsi buat melumasi komponen-komponen dalam mesin, kenyataannya ada dua fungsi lain oli mesin yang enggak banyak orang yang tahu.
Selain melumasi dan meminimalisir gesekan antar komponen dalam mesin, fungsi oli adalah sebagai pendingin atau memindahkan panas dari dalam mesin kendaraan.
Fungsi ini enggak terbatas di kendaraan seperti motor yang menggunakan oil cooler atau pendingin oli ya, tapi seluruh kendaraan.
Logikanya jika tidak ada oli, maka panas di satu komponen akan berkumpul di satu titik.
(Baca Juga: Oli Mesin Mobil Palsu di Toko Online, Periksa Botolnya Buat Deteksi)
Lalu peran lain oli mesin adalah untuk mengendalikan kotoran. Yup, sisa gram (bubuk logam) hasil gesekan komponen dalam mesin, juga sisa pembakaran akan dibawa oleh oli.
Itu mengapa oli menjadi berwarna hitam dan makin pekat ketika sudah dipakai cukup lama.
Maka itu, oli perlu diganti secara berkala untuk menjaga keawetan mesin.
Interval penggantian oli mesin motor biasanya 2.000 km sampai 2.500 km sekali.
Mengganti oli mesin menjadi kewajiban rutin yang tidak bisa ditunda-tunda jika sudah waktunya.
Jika berpatokan pada odometer, ganti oli mesin biasanya dilakukan pada jarak tempuh antara 2.500 sampai 3.000 km.
Selain berdasarkan jarak tempuh, cara ketahui kapan oli mesin harus diganti juga bisa melalui pengecekan pada dipstick.
Urusan ganti oli motor, enggak melulu pakai patokan waktu atau jarak tempuh, tapi ada kalanya harus dicek dengan dipstick.
Jangan sampai diketawain deh kalau enggak tahu caranya ngecek kondisi motor sendiri dengan dipstick (bukan lipstik loh ya).
Dengan melihat kondisi oli di dipstik, bisa ketahuan tuh jumlah oli yang tersisa di motor, hingga keadaannya apa masih bersih atau sudah keruh dan pekat.
Cara ngecek oli pakai dipstick ini bisa dibilang 'ilmu dasar biker' yang harus diketahui semua pengguna motor.
Buat kamu yang belum tahu, baca terus sampai habis ya! Kalau sudah tahu, bisa dishare deh artikel ini ke teman yang belum tahu!
Pertama, jika mesin dalam kondisi dingin, nyalakan dan biarkan mesin berputar stasioner selama 3-5 menit tanpa perlu dijalankan.
Oh iya, pastikan motor diparkir di tempat yang rata atau pakai standar tengah. Kalau enggak ada standar tengahnya bisa diganjal standar samping dengan batu atau pakai dongkrak.
Kemudian matikan motor tunggu selama 2-3 menit. Lalu lepaskan tutup pengisian oli yang biasanya sudah jadi satu dengan dipstick pakai tang dan kemudian lap hingga bersih.
Setelah dilap bersih sampai tidak ada sisa oli, masukkan dipstick sampai menyentuh dudukannya.
Tunggu sebentar, lalu keluarkan dipstik dan periksa bahwa tinggi permukaan oli harus berada di antara tanda batas atas dan bawah pada tutup tangkai pengukur.
Meski desain dipstick tiap tipe atau merek motor berbeda, pasti punya batas bawah dan batas atas yang jadi indikator volume olinya.
Jika volume oli ada di batas bawah, maka oli wajib ditambah atau diganti sekalian. Sebaliknya, jika volume oli terlalu banyak atau ada di batas atas, maka harus dikurangi volumenya.
Kalau sudah selesai memeriksa, pasang kembali tutup pengisian oli dan jangan lupa dikencangkan. Sebab kalau enggak kencang, sering kejadian oli malah rembes.
Mudah kan?