Kebanyakan pula sebenarnya, penikmat DP 0% ini adalah orang-orang berduit yang tidak
mau uangnya keluar langsung semua. Bisa karena ada kebutuhan atau investasi lain.
Berbeda dengan konsumen yang membeli hanya karena godaan DP 0%, tanpa melihat
kemampuan finansialnya.
Dari sisi perusahaan pembiayaan, tidak serta merta dengan memberikan DP 0% penjualan
akan naik.
Bagi mereka, bukan banyaknya jumlah pembelian kredit. Tetapi lebih ke kualitas kredit
yang diutamakan. Yaitu, seberapa mampu konsumen bisa mencicil kreditnya hingga lunas.
Jika DP 0% otomatis cicilan semakin besar, belum ditambah bunga dan biaya asuransi.
Risiko gagal bayar juga semakin tinggi.
Jika enggak pintar menyeleksi calon konsumen bisa kebablasan dengan banyaknya kredit
bermasalah atau non performing loan (NPL) tadi.
Akhirnya angka NPL nya naik, menyebabkan kredibilitas perusahaan menurun dan bisa kena pengawasan OJK.
"Sebenarnya gampang mas kalau sekadar ingin menaikan penjualan. Selain DP 0%, kasih
aja tanpa bunga, trus tanpa survey atau melonggarkan persyaratan. Pasti penjualan
naik. Tapi risikonya ya bakal banyak kredit bermasalah," ungkap salah satu petinggi
perusahaan pembiayaan kepada saya beberapa waktu lalu.
Jadi hati-hati terhadap godaan kredit DP 0%...