Ia menilai, brand besar tak akan berani bermain dengan harga dan kualitas, karena brandnya sudah besar.
"Yang brand gak jelas ini yang bahaya, customer bisa kemakan ocehannya penjual aja. Konsumen juga saya rasa udah pinter lah," sautnya.
Lalu, menurutnya, konsumen bisa melihat apakah brand kaca film tersebut dipakai sebagai OEM pabrikan atau tidak.
Jika brand itu dipakai sebagai OEM, artinya kualitasnya sudah pasti teruji.
(Baca Juga: Blak-blakan I Made Dana Tangkas: Dilema Esemka dan AMMDes, Harus Punya Perencanaan Matang)
"Karena enggak mudah masuk APM (untuk jadi OEM), dengan jumlah misalnya 5.000 sampai 6.000 unit per-bulan, itu pasti banyak yang ingin masuk. Persaingannya juga susah," ucapnya.
Selain itu, menurut Andi, APM juga pasti akan selektif memilih merek sebagai OEM produknya.
"Masing-masing APM punya perhitungan sendiri, dan yang paling penting dia dan konsumen tidak merasa dibohongi," tutupnya.