"Makanya mereka bisa jual tinggi harganya. Karena brandingnya dan orang sudah percaya, karena gak ada kompetitor waktu itu," ucapnya.
Namun, kata Andi, kini situasinya berbeda.
Lewat informasi di internet, konsumen bisa lebih pintar dalam mencari informasi, sehingga penjual tidak bisa lagi memainkan harga sesuka hati.
(Baca Juga: Blak-blakan Prasetyo Edi: Polemik Pembebasan Ganjil Genap untuk Taksi Online)
"Kalau produk premium, range harga Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta itu masih make sense (masuk akal). Itu untuk mobil berukuran sedang kayak Toyota Innova dan lainnya," jelas Andi.
"Kalau mobil besar kayak Toyota Alphard, memang mungkin lebih mahal sedikit, sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta karena kan kacanya juga lebih besar. Itu masih make sense," tambahnya.
Menurutnya, saat ini mudah untuk mencari informasi kaca film berkulaitas yang sesuai dengan harganya.
"Kalau dia berani kasih harga mahal, customer bisa lihat brandnya dari mana, kalau dari Amerika, kelihatan gak (nama besar brandnya) di Amerika sana? kalau Jepang, kelihatan gak di Jepang?" imbuhnya.
(Baca Juga: Blak-blakan Dicky Heryanto : Membuka Potensi Pasar Oli Repsol, Mencoba Lepas dari Honda )