Sejarah Formula E, dari Coret-coret di Belakang Tisu, kini Jadi Calon Raksasa Baru Motorsport

Muhammad Rizqi Pradana - Senin, 26 Agustus 2019 | 21:17 WIB

Selain mobil milik Nissan, ada 7 pabrikan mobil lainnya yang ikut balap Formula E. (Muhammad Rizqi Pradana - )

(Baca Juga: Ngecasnya Pakai SPLU ‘Standar,’ Segini Jarak Tempuh Mobil Balap Formula E)

express.co.uk
Keterbatasan baterai membuat pembalap Formula E harus berganti mobil di tengah-tengah balapan.

Walhasil, para pembalap diharuskan untuk melakukan pergantian mobil di pertengahan balapan.

Mobil yang tidak bisa menyelesaikan satu balapan penuh, balapan yang hanya dilakukan di sirkuit jalan raya, serta line-up pembalap yang kebanyakan merupakan ‘buangan’ dari F1, membuat FE diremehkan.

Terlebih lagi para ‘pencinta balap’ menganggap bahwa mesin listrik FE yang senyap serta kemungkinan fans untuk mempengaruhi balapan dengan FANBOOST membuat FE tidak layak disebut ‘balapan’ di mata mereka.

Tidak gentar dengan sentimen-sentimen tersebut, FE bertahan sembari mematangkan peraturan serta menambah negara yang mereka kunjungi. 

(Baca Juga: Gelar Balapan MotoGP, Formula 1 dan Formula E Lebih Mahal Mana? Ini Jawabannya!)

Youtube/ABB Formula E
Spark SRT05e, Mobil balap Formula E generasi kedua

Perubahan terbesar bagi FE datang musim ini (2018-2019), dengan kehadiran mobil berdesain futuristis Spark SRT05e, atau yang biasa disebut sebagai ‘Gen2.’

Teknologi mobil listrik mengalami kemajuan yang pesat sejak tahun 2014, dan hal tersebut tercermin dalam mobil Gen2 milik FE.