Mungkinkah Jimny turun harga dan kembali menjadi volume maker Suzuki di Indonesia?
Jawabannya mungkin. Tapi ada sejumlah syarat yang harus terpenuhi.
Pertama Jimny harus dapat dirakit lokal agar tak kena pajak impor dan ongkos angkut.
Hal ini bisa dilakukan jika skala produksinya besar. Hitungan kasar mobil-mobil yang efisien dirakit lokal dengan volume di kisaran 3.000 unit per bulan.
Memutuskan sebuah mobil dirakit lokal memang ngeri-ngeri sedap. Ada sejumlah riset dan keyakinan agar tak salah langkah.
Jika produksi per bulan masih di bawah 3.000 unit akan sulit mencapai nilai ekonomis.
Larisnya Jimny saat ini tak lantas membuatnya mampu memberi keyakinan diproduksi lokal.
Ada sindrom mobil baru yang harus lebih dulu dilewati. Besar permintaan hanya di saat awal kemunculannya.
Perlu stabilitas jumlah permintaan di atas 6 bulan agar keyakinan itu terbentuk.
Dikhawatirkan larisnya Jimny saat ini karena masih baru diluncurkan.
Bukan tak mungkin pula konsumen yang membeli Jimny saat ini hanya sejumlah orang yang ingin bernostalgia.
Suzuki tentu banyak pengalaman soal keputusan merakit sebuah model di pabrik Cikarang.
Paling nyata adalah Suzuki Ignis yang terlihat laris di awal kemunculannya. Namun tak mampu bertahan stabil di bulan-bulan berikutnya.
Jika dipaksakan dirakit di pabrik Cikarang akan sulit mencapai nilai ekonomis. Lebih murah mengimpor dari India atau negara lain.