Dalam konsep itu, lanjut Hasto, pintu masuk tol antara lain terletak di wilayah Temon dekat bandara, wilayah Kota Wates, serta di dekat Tugu Pensil Sentolo.
Di wilayah Temon, pintu tol itu terletak paling sedikit dalam jarak 3 kilometer dari bandara, menyesuaikan lokasi jalur kereta di mana tol itu juga akan menyertainya.
Jalur tol Kulon Progo itu akan terkoneksi dengan jalur tol Borobudur-Jogja melalui pintu masuk di sekitar Gamping serta jalur tol menuju Semarang dan Solo.
(Baca Juga: Kenapa Banyak Kecelakaan di Tol Cipularang Km 90-100? Ternyata Ini Penyebabnya)
"Kalau kita tinggal di Kulon Progo mau ke Surabaya atau Jakarta, tinggal wess saja," kata Hasto.
Hal itu terkesan bertolak belakang dengan pernyataan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono beberapa waktu lalu yang menyatakan menolak tegas adanya tol di sekitar YIA.
Lantaran dipandang tidak berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi setempat.
Namun, menurut Hasto, ada titik temu antara pemikiran gubernur dengan keinginan orang membangun tol di wilayah ini dan fungsi koneksinya.
Hasto menyebut, gubernur memberi arahan bahwa boleh ada tol namun jangan sampai merugikan masyarakat.
(Baca Juga: Maut di Tol Cipularang, Muka Daihatsu Xenia Remuk Tak Karuan Akibat Cium Pantat Truk, 2 Orang Tewas)