Pijakan kakinya panjang namun tidak cukup luas, khas skutik yang memiliki punuk di bagian tengah.
Di baliknya terdapat tangki bensin berkapasitas 12,5 liter yang mesti dibuka manual dengan kunci kontak.
Meski pijakannya panjang, tapi tak membuat kaki bisa lurus secara maksimal alias masih sedikit tertekuk.
Setangnya cukup tinggi juga menekuk ke dalam, yang membuat posisi tangan dan pundak lebih santai.
Selain itu posisi setang dekat dengan pengendara membuatnya mudah digapai.
Cuma karena berat bersihnya mencapai 193 kg, maka cukup menguras tenaga saat mesti merayap di kemacetan, ditambah setang juga berat.
Suspensi, depan menggunakan teleskopik panjang yang memiliki segitiga atas dan bawah.
Belakang dilengkapi 2 sok dengan 5 setelan pre-load yang bisa disetel dengan kunci spanner.
Lagi-lagi karakternya lebih cocok buat Eropa yang punya jalan mulus. Kedua suspensi masih rigid meski pre-load diseting paling empuk.
Terutama jika melewati jalan cor-coran yang bergelombang, karakter redamannya terasa lambat.
Sisi positifnya membuat motor terasa lebih stabil dan lincah saat diajak berbelok atau cornering dengan cepat.
(Baca Juga : Test Ride Kymco Downtown 250i, Skutik Taiwan Penantang Brand Jepang)
Performa
Spesifikasi mesinnya 1 silinder SOHC 4 klep injeksi berpendingin cairan, radiatornya sendiri ada di belakang roda depan dengan posisi ‘tidur’.
Kapasitas mesinnya 399,9 cc dengan paduan piston 84 mm dan langkah 72 mm, klaim tenaga maksimumnya 35,5 dk di 7.000 rpm dan torsi maksimal 37 Nm pada 6.000 rpm.
Suara mesinnya sejak pertama dihidupkan cukup halus, yang lebih terdengar justru berasal dari area CVT, namun tidak sampai mengganggu.
Ketika gas dipelintir responnya sangat bagus, gejala selip sangat sedikit, putaran mesin baru 2.500–3.000 rpm pun motor sudah jalan tanpa menggerung.