GridOto.com - Pada beberapa hari lalu penulis mendapat kesempatan untuk menjajal Honda Rebel 500 pinjaman dari Honda Big Bike Astra Motor Jateng.
Karena harus gantian nih dengan rekan GridOto yang lain, maka sepertinya cukup ajak si Honda CMX500 ini main ke daerah Tawangmangu saja.
Tawangmangu berlokasi sekitar 45 kilometer dari kota Solo, dan merupakan area lereng Gunung Lawu.
Di sana terdapat salah satu basecamp jalur pendakian gunung Lawu, yakni Cemara Kandang yang ketinggiannya 2.237 mdpl.
Selain jalur yang asik untuk menjajal Honda Rebel 500 kelak-kelok di tanjakan, daerah tersebut juga merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur (Karanganyar-Magetan).
(Baca Juga : Bukan Mocin, Ternyata di Prancis Ada Kloningan Yamaha NMAX Nih)
Perjalanan dimulai dari Manahan, Kota Solo dengan mengisi bensin penuh pada tangki Rebel 500 yang berkapasitas 13 liter.
Untuk pengisiannya sendiri menggunakan bensin beroktan 92 yang masih mampu ditenggak oleh kompresi 10,7:1 pada mesin Honda rebel 500.
Perjalanan dimulai, dengan odometer yang menunjukkan angka 23.415 km pada panel instrumen bertampang negative display.
Sebelum meluncur ke arah Tawangmangu, penulis dan boncenger juga sempat kuliner dulu nih di Soto Hj. Fatimah yang terletak di daerah Tipes, Kota Solo.
(Baca Juga : Penjualan Motor Bebek dan Sport Terjun Bebas di 2019, Ini Datanya)
Ya masa’ mau jalan-jalan cari angin enggak makan dulu, bisa oleh-oleh bawa angin dong (baca: masuk angin).
Dan kalau kamu mau cari sarapan pagi di Kota Solo, maka soto satu ini bisa ikut dimasukan ke daftar kunjungan kuliner.
Selesai makan pukul 09.00 WIB tepat, kami pun langsung melaju santai bersama si Rebel 500 ke arah timur kota Solo, tepatnya Kabupaten Karanganyar.
Big Bike Honda satu ini ternyata masih asik lho untuk diajak macet-macetan, apalagi kaki masih bisa menapak penuh ke aspal saat motor berhenti.
Walaupun perlu diingat, ini macet ala Kota Solo, bukan seperti Jakarta ataupun Surabaya. hehehe
(Baca Juga : Mau Yamaha Nmax dan Honda PCX Bergaya Ala MotoGP? Budgetnya Mulai Rp 350 Ribu Nih!)
Oh ya, untuk penulis sendiri berbobot 65 kg dengan tinggi 165 cm, sedangkan boncenger hanya 50 kg dan tinggi 160 cm.
Perlu diperhatikan, Honda menyarankan agar penggunaan Rebel 500 hanya membawa boncenger dengan bobot maksimal 70 kg.
Mengingat bagian belakang (jok boncenger) tidak ditopang dengan rangka penuh alias hanya berlandaskan bodi sekaligus sepatbor belakang yang terbuat dari logam tebal.
Selama perjalanan, penulis hanya menggeber rata-rata sekitar 60 hingga 80 km/jam saja.
(Baca Juga : Jangan Telat, Ini Jarak Ideal Untuk Servis atau Ganti Filter Oli Motor)
Walaupun sesekali menyentuh angka 100 km/jam, namun selama perjalanan dari Kota Solo ke Tawangmangu hingga balik lagi ke Kota Solo lagi, capaian angka tersebut masih bisa dihitung dengan jari.
Wajar saja, jalanan agak ramai dan ketika mulai menanajak ke arah Tawangmangu cukup banyak belokan blindspot.
Walaupun Honda Rebel 500 dibekali dengan ban besar (depan 130/90 dan belakang 150/90) pada pelek 16 inci, namun menikung tajam di area blindspot tetaplah hal yang membahayakan.
Soal treknya sendiri, begitu lepas dari Karanganyar dan menuju ke Tawangmangu, hampir 90 persen menanjak.
(Baca Juga : Perbandingan Performa Oli Mineral, Sintetik, dan Ester, Begini Hasilnya!)
Honda Rebel 500 merupakan cruiser, yang berarti dia memang diciptakan untuk para penggila torsi.
Namun torsi untuk di aspal ya, kalau buat main tanah tentu saja spek dimensi dan bobotnya yang sampai 190 kg tidak mendukung.
Ketika jalanan lurus dan menanjak, saya pun mencoba untuk menggebernya lebih kencang, kebetulan ingin menyalip mobil dan bus yang ada di depan.
Cukup dengan gigi tiga, begitu buka gas si Rebel langsung melaju dari 60 hingga nyaris 100 km jam dalam keadaan jalan menanjak.
Betul kata orang, kalau naik motor satu ini enggak perlu capek turunin gigi kalau mau langsung lari kencang, serasa naik matik!
(Baca Juga : Gaikindo Sebut Ada Pabrikan Baru yang Bakal Masuk Ke Indonesia Tahun Ini)
Oh ya, dari laman resmi Honda, Rebel 500 ini diklaim punya tenaga maksimal 47,2 dk (@8.500 rpm) dan torsi puncak hingga 45.8 Nm (@5.500 rpm).
Sampai di Cemara Kandang, kami berdua akhirnya tetap meneruskan untuk menuju ke arah Magetan, sekedar melihat hutan pinus merasakan cornering santai bersama si Rebel.
Begitu selesai berfoto ria di tengah jajaran hutan pinus berselimut kabut, kami pun segera bergegas untuk pulang kembali ke Kota Solo.
Kebetulan, hujan deras menghampiri, membuat saya lebih ngebut dibanding saat berangkat berhubung tidak membawa jas hujan.
“Wah, kebetulan banget nih buat jajal rasanya hujan-hujanan naik si Rebel,” ujar saya dalam hati.
Ban besar di Rebel ternyata sudah sangat cukup untuk ngebut di jalanan basah dan juga cornering santai.
(Baca Juga : Mesin Motor Kasar dan Susah Pindah Gigi? Waspada Seal Water Pump Jebol)
Hanya saja sok belakang yang terlalu empuk membuat saya sedikit kaget saat menerabas aspal bolong cukup lebar.
Sok belakang Honda Rebel 500 yang saya gunakan ternyata memang mendapat stelan nomor 4 (paling lembut nomor 5), dan itu pun dalam kondisi boncengan, jelas akan terasa amblas saat dipakai trabas ke aspal berlubang.
Bagi Anda yang ingin memakai Honda Rebel 500 untuk berboncengan, ada baiknya untuk menyetel sok belakangnya menjadi lebih keras.
Sedangkan untuk rider berbobot kecil dan tanpa boncenger, ada baiknya sok belakang yang punya lima titik setelan digeser ke posisi yang paling empuk.
(Baca Juga : Video Cara Simpel Bikin Binatang Takut Singgah Atau Bersarang di Motor)
Untuk joknya sendiri, boncenger mengakui kalau busa jok belakang Honda Rebel 500 kurang tebal.
Jauh berbeda dengan bagian jok depan yang sudah sesuai takdir bagaimana motor cruiser seharusnya.
Namun hal itu tidak terlalu mengganggu, mengingat posisi duduk boncenger Honda rebel 500 yang cukup nyaman untuk orang dengan tinggi kurang dari 170 cm.
Lanjut ke perjalanan, hujan pun terhenti ketika kami sampai di sekitar Pasar Tawangmangu.
Rasanya kalau ke Tawangmangu belum lengkap tanpa makan sate kelinci ataupun sate landak yang cukup banyak dijual di sana.
(Baca Juga : Baru! Vario 125 dan 150 Versi 2019. Yuk Kita Lihat Apanya Yang Baru?)
Pilihan kami jatuh pada RM Gunung Mas di Jl. Raya Tawangmangu-Matisih KM 2, yang terletak di jalur alternatif dari Tawangmangu ke Kota Solo.
Olahan sate atau tongseng dari daging landak, tupai, dan biawak siap menanti para pengunjung sejak tahun 1980-an.
Dan jangan salah, rumah makan kuliner ekstrim yang dikelola sepasang suami istri ini sudah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelopor sate landak di Indonesia lho.
Kami pun coba pesan sate dan tongseng dari olahan daging landak, dan tak lupa minuman jeruk hangat sebagai pendamping.
Sebagai orang yang pertama kali mencoba daging landak, ternyata teksturnya hampir mirip dengan daging kambing, namun lebih empuk.
(Baca Juga : Out Now! Video First Impression DFSK Glory 560 Rival Baru Toyota Rush)
Lalu untuk kuah tongsengnya yang cukup pedas, sukses menghangatkan tenggorokan dan perut kami yang sudah kedinginan sejak kehujanan di Cemara Kandang.
Untuk harganya sendiri, satu porsi tongseng dan satu porsi sate landak dijual Rp 60 ribu, dan kami berdua menghabiskan total Rp 80 ribu.
Selesai membayar dan berpamitan dengan pemilik RM Gunung Mas, perjalanan pulang ke kota solo pun berlanjut.
Kali ini perjalanan pulang terhitung lebih lama dibanding saat berangkat, mungkin karena jam pulang kantor dan jalur alternatif yang cukup ramai membuat saya tak berani selap-selip.
Akhirnya perjalanan sampai pada titik akhir, kami kembali masuk ke SPBU yang sama seperti saat mengisi sebelum berangkat ke Tawangmangu.
(Baca Juga : Mengenal Kutu Community, Komunitas Vespa yang Mengutamakan Keselamatan)
Di panel instrumen, jam sudah menunjukkan pukul 14.06, sedangkan odometer sudah menyentuh angka 23.551 kilometer.
Setelah menuju ke dispenser yang sama juga seperti pengisian awal, tangki bergaya minimalis Si Rebel kami isi penuh kembali.
Total bensin yang dimasukan ke tangki hingga nyaris menyentuh tutup tangki adalah 5,686 liter.
Kalau dihitung-hitung, berarti hari itu kami menjelajah bersama si rebel sejauh 136 kilometer (sesuai selisih pada odometer).
Begitu jaraknya dibagi dengan total bensin yang diisi kembali (metode full to full), berarti konsumsi bensin Honda Rebel 500 per 1 liter nya mencapai 23.91 km.
(Baca Juga : Seberapa Cepat Benelli Leoncino 500 Mampu Melesat? Simak Data Testnya)
Jumlah yang hampir sama dicapai saat rekan Tabloid OTOMOTIF melakukan test ride Honda Rebel 500, yakni 24 kilometer.
Namun perlu diingat, penulis mengendarainya dengan berboncengan dan tidak banyak buka gas besar pada si Honda Rebel 500.
Sebagai motor dua silinder dengan kapasitas 500 cc, ternyata konsumsi bensinnya tidaklah seboros yang dibayangkan.
Setidaknya apabila dibandingkan dengan motor dua silinder 250 cc yang sedang ramai saat ini, konsumsi bensinnya cukup beda tipis.