Tes Lengkap Toyota Avanza 1.5 Veloz AT. Ubahan Tak Sekadar Facelift

Trybowo Laksono - Kamis, 28 Maret 2019 | 17:58 WIB

Toyota Avanza 1.5 Veloz AT (Trybowo Laksono - )

GridOto.com – Siapa tak kenal Toyota Avanza-Veloz?

Low MPV hasil kerjasama Toyota dan Daihatsu ini sudah menjadi favorit mayoritas masyarakat Indonesia sejak awal kemunculannya 2003 lalu.

Seiring waktu, segala pengembangan yang dilakukan Toyota ternyata tetap membuat Avanza-Veloz kewalahan menahan gempuran pendatang baru semisal Suzuki Ertiga, Mitsubishi Xpander, hingga Wuling Confero.

Daya tarik setiap rival memaksa Toyota Veloz sebagai varian pemuncak di dinasti Avanza-Veloz, berbenah.

Khususnya Mitsubishi Xpander yang penjualannya sempat memuncaki kelas Low MPV.

Namun alih-alih penggantian model (full model change), ternyata Toyota hanya melakukan revisi minor (facelift) pada Avanza-Veloz di awal 2019 ini.

Tapi tak cuma perkara tampang, sejumlah ubahan teknis terutama soal suspensi dan peredaman kabin juga diperbaiki dan membuat rasa berkendara Veloz lebih baik.

Unit yang kami tes ini adalah Toyota Avanza 1.5 Veloz AT yang merupakan varian termewah dengan harga termahal, Rp 239,45 juta.

Rizky Apryandi
Revisi minor di buritan


Dan hal pertama yang kami ulas adalah tampilannya.

Karena facelift, siluet bodinya nyaris tak beda dengan Veloz sebelumnya.

Terlihat dari panel bodi samping, garis bahu, garis atap, pilar A sampai pilar D, bentuk pintu, hingga bagasi.

Ubahan signifikan pada tampilan adalah headlamp yang kini terkesan bertingkat dan sekilas mirip dengan Toyota Voxy.

Rizky Apriyandi
Bumper dengan desain agresif

Bentuk bumper juga baru dan kini lebih sporti bahkan cenderung agresif.

Pelek dengan dual tone ikut menyegarkan tampilan kendati profilnya sama yakni ring 15 dibalut ban 185/65 R15.


Di belakang, memang ada ubahan, tapi hanya sebatas tambahan reflektor yang terintegrasi dengan lampu belakang dan ornamen di sekitar dudukan plat nomor.
 
Buat yang berselera minimalis, bentuk pintu belakang ini sebenarnya cukup mengganggu karena jadi terlalu ramai.

Masuk ke interior dengan menekan tombol di gagang pintu (keyless entry), kami kembali dimudahkan saat hendak menyalakan mesin.

Rizky Apriyandi
Menyala-matikan mesin dengan tombol

Tak lain karena cukup menekan tombol start/stop yang sudah ada dan letaknya berada di sebelah kanan dasbor.

Desain interior juga mirip dengan generasi sebelumnya, termasuk bentuk bangku, doortrim, hingga dasbor.

Bedanya, di bagian tengah dasbor kini ada panel vertikal tempat bersemayamnya head unit anyar dan instrumen AC digital.

Soal AC digital, ini terasa bagai gimmick saja karena nilainya hanya untuk kemudahan atau rasa modern dari operasionalnya.

Sementara soal performa AC jelas tidak berpengaruh misalnya jadi lebih dingin. Tentu tidak.
 
Rizky Apriyandi
Desain dasbor baru di bagian tengah


Head unit touchscreen itu sudah dilengkapi DVD player, koneksi Bluetooth, USB dan Aux-In, telefoni, mirroring dan M-Toyota.

Tidak ada ubahan pada kepraktisannya, Veloz tetap sama dengan sebelumnya yang punya banyak tempat penyimpanan di seantero kabin.

Doortrim, konsol tengah, glove box, kantung jok, semuanya memudahkan penyimpanan barang.

Cup holder bahkan ada 17 buah dan itu sangat banyak untuk sebuah Low MPV.

Rizky Apriyandi
Soket 12V di dasbor dan konsol tengah

Soket 12V ada 2, yakni di depan dan tengah, sedangkan kanal USB ada di head unit dan di baris ketiga.

Terbayang betapa praktisnya mengisi daya gadget selama perjalanan.

Akomodasi juga tak ada perbedaan.

Setelah jok depan diset untuk tester setinggi 168 cm,  legroom di baris kedua tersisa 8-12 jari.

Jika baris kedua diset paling mundur, ruang yang muncul memang lega, tapi penumpang di baris ketiga akan protes karena legroom tinggal 1 jari.

Untuk menampung barang, ruang bagasi terhitung cukupan.

Jika ingin lebih, silakan lipat jok baris ketiga dan barang bisa ditaruh di atas lipatan sandaran jok.

Sayang Veloz belum menganut format lantai rata karena ketika jok baris ketiga dilipat sepenuhnya, lipatannya malah menciptakan ‘dinding’ antara ruang di baris ketiga dan kedua.

Rizky Apriyandi
Pelipatan bangku tidak rata lantai

Selain keyless entry dan tombol start/stop, fitur berikutnya yang layak highlight adalah sensor parkir dan kamera parkir.

Tadinya kami menduga Veloz sudah lebih lengkap sistem keselamatannya, seperti adanya kontrol traksi, kontrol stabilitas, hill start assist, atau airbag lebih dari 2.

Namun itu semua hanya sebatas angan, bahkan di Veloz varian termewah ini.

Saat tes jalan, mesin 2NR-VE yang sama dengan milik Toyota Rush, Daihatsu Terior, Daihatsu Xenia 1.5 ini punya karakter yang enak berkat grafik tenaganya.

Torsi besar sudah menggeliat di putaran rendah-menengah, dipadu rasio transmisi kasar, Veloz terasa tak pernah kekurangan tenaga bahkan saat menanjak dengan beban penuh sekalipun.

Konsekuensinya putaran mesin cepat meninggi karena rasio gigi yang pendek, untuk melaju 100 km/jam, putaran mesin sudah melengking hingga 2.900 rpm.

Rizky Apriyandi
Transmisi otomatis konvensional 4 percepatan

Saat tes akselerasi 0-100 km/jam, Veloz matik ini menuntaskan dalam 12,6 detik.

Catatan itu lebih cepat dari Mitsubishi Xpander AT yang butuh 13,5 detik, namun lebih pelan dari Honda Mobilio CVT yang mampu 11,1 detik.

Konsumsi BBM? Di rute Dalam Kota mencetak 13,1 km/l dan di rute Tol ia meraih 17 km/l.

Untuk perbandingan, catatan Xpander adalah 11,5 km/l untuk rute Dalam Kota dan 16,7 km/l untuk rute Tol.

Sementara Mobilio tetap yang teririt dengan 14,8 km/l di rute Dalam Kota dan 18,9 km/l untuk rute Tol.

Perkara performa ini tidaklah istimewa bagi Veloz, karena memang Toyota tidak melakukan pengembangan apa-apa pada mesin dan transmisinya.

Yang spesial adalah kenyamanan yang kini lebih baik.

Di kaki-kaki, ada improvement di bushing-bushing suspensi depan-belakang.

Tepatnya di lower arm, stabilizer, dan lateral rod.

Sokbreker juga diganti dengan karakter yang kini lebih fokus pada kenyamanan.

Rizky Apriyandi
Sektor kaki-kaki mengalami improvement dan fokus pada kenyamanan

Hasilnya, di jalan bergelombang atau berlubang, ayunan bodi terasa lebih empuk dan jelas mengundang kenyamanan.

Apalagi sistem peredaman kabin kini ditambah, di bagian lantai.

Kabin jadi lebih kedap dan mampu menangkal intrusi suara dengan lebih baik.

Di titik ini, keasyikan berkendara Veloz datang bukan dari handling super akurat atau mesin super responsif, bukan.

Keasyikan berkendara Veloz datang dari kenyamanannya yang kini terasa lebih asyik dikendarai.

Lantas apakah ubahan itu membuat Veloz sangat layak untuk dibeli?

Sebelum menjawabnya ada satu lagi yang perlu dipertimbangkan, yakni harga.

Bandrol Rp 239,45 juta itu sama dengan Veloz sebelumnya alias tak ada kenaikan harga.

Rizky Apriyandi
Veloz kini menjadi MPV yang lebih nyaman dari sebelumnya

Sehingga Anda bisa mempertimbangkan dengan bayangan seperti ini: Veloz adalah Low MPV dengan reputasi harum soal daya tahan, mesin bandel, jaringan servis dimana-mana, onderdil gampang, dan harga sekennya stabil.  

Jadi kalau ternyata Veloz sekarang lebih keren dan lebih nyaman, itu hanyalah bonus dari kebaikan-kebaikan Veloz yang sudah ada sebelumnya.

Kalau pertimbangan Anda seperti itu, maka Veloz adalah MPV yang tepat untuk Anda beli.