Selain itu mesinnya cuma bisa berkitir hingga 600 rpm sehingga kecepatan maksimalnya hanya 11 km/jam yang jelas-jelas kalah jauh sama kuda.
Dengan rangka-rangka yang dibuat pakai kayu enggak berarti Reitwagen ini enteng, malah bobotnya sampai 90 kg karena memang desainnya belum efektif seperti motor zaman sekarang.
Pada 18 November tahun 1885, untuk pertama kalinya dilakukan uji coba perjalanan pada motor ini. Anak Gottlieb Daimler, Paul Daimler yang saat itu berusia 17 tahun pun ditunjuk jadi test rider.
Paul sukses riding pakai Reitwagen dengan jarak 5-12 km dari Cannstatt ke Untertürkheim, Jerman.
(Baca Juga : Blast From The Past! Rudge Ulster: Motor yang Memecahkan Rekor Jakarta-Surabaya Hanya 10 Jam)
Meski sukses dan terbukti bisa jalan, namun jok Reitwagen sampai terbakar saat diuji coba karena sistem pengapiannya tepat berada di bawah jok kulit.
Lantas pada musim dingin antara tahun 1885-1886, Reitwagen di-upgrade jadi menggunakan 2 percepatan dengan belt.
Tapi disebutkan di paragraf sebelumnya karena membuat motor bukan jadi tujuan utama Daimler dan Maybach, perkembangan sepeda motor pertama di dunia dihentikan karena dengan mesin kecilnya Reitwagen terbukti bisa mengangkut penumpang.
Daimler dan Maybach pun kembali fokus untuk membuat mobil dan sukses membuat mobil pertamanya pada tahun 1889.
Lalu bagaimana dengan nasib Reitwagen asli? Sayangnya ternyata hangus terbakar di pabrik Daimler pada tahun 1903.
Tapi beberapa replika yang sesuai aslinya ternyata masih terpajang di Museum Mercedes-Benz di Stuttgard, Jerman hingga di Honda Collection Hall di Jepang lho!
Reitwagen buatan Daimler sukses membuktikan kalau alat transportasi enggak harus punya mesin berkubikasi besar.
Kamu bisa lihat sendiri deh pada zaman sekarang di negeri macam Indonesia ini, justru mayoritas kendaraan yang berkubikasi kecil alias motor populer banget kan?