Semuanya berubah, Antonio menang dua balapan dan meraih peringkat ke-6 dan Sean ke-18, sementara juara ajang ini adalah Esteban Ocon (kini di tim Force India F1).
(BACA JUGA:Marc Marquez Menang Terus, Cal Crutchlow Minta Honda Buat Motor yang Netral)
Lalu di 2015, Ricardo memindah Sean Gelael berlaga di Formula Renault 3.5 Series masih bersama tim Carlin.
Sedangkan Ricardo masih menahan Antonio Giovinazzi di FIA Formula 3 European Championship dengan target juara.
Antonio berhasil jadi runner-up di ajang ini.
Prestasi ini membuat Giovinazzi menarik banyak berhatian untuk mencoba sang pembalap, bahkan sampai bisa berlaga ajang DTM (Deutsche Tourenwagen Masters).
Di masa-masa ini sempat ada masalah yang didapatkan Giovinazzi dan tim Carlin.
Namun Ricardo masih memberi support besar ke Giovinazzi sampai akhirnya bisa naik ke kelas GP2 (sekarang Formula 2).
Di 2016, Giovinazzi dan Sean berkompetisi di GP2.
(BACA JUGA:Bos Mercedes Yakin Valtteri Bottas Bakal Raih Kemenangan di F1)
Namun Giovinazzi dan Sean tidak lagi setim di ajang GP2, tapi Ricardo masih memberikan support yang besar ke keduanya.
Dengan performa meyakinkan di tahun-tahun sebelumnya, Giovinazzi bergabung dengan tim Prema Racing, bersama Pierre Gasly (pembalap Toro Rosso F1 2018 yang akan pindah ke tim Red Bull F1 2019).
Bersama Gasly, Giovinazzi membuat Prema sebagai tim terkuat GP2 kala itu.
Gasly juara, Giovinazzi runner-up.
Lalu di 2017 Giovinazzi langsung direkrut Ferrari sebagai pembalap cadangannya.
Sampai akhirnya kini Giovinazzi resmi direkrut jadi pembalap tim Sauber.
Dengan jasanya yang sangat besar itu, Giovinazzi sampai memberikan ucapan luar biasa ke Ricardo Gelael.
"Ricardo, apa yang terjadi hari ini, itu karena pertolonganmu dan apa yang kau lakukan padaku, hal spesial yang tidak bisa dilakukan orang lain," kata Antonio Giovinazzi seperti dikutip GridOto.com dari unggahan akun Tim Jagonya Ayam.