Kita mulai dari desain.
Jika dibanding mobil-mobil Cina sebelumnya seperti Chery, Geely, atau ZNA, paras DFSK Glory 580 jelas lebih menarik.
Garis bodi, lekukan, hingga proporsi terlihat fasih dengan selera masa kini.
Jika diperhatikan, siluet bodinya mirip dengan Nissan X-Trail generasi ketiga yang beredar sekarang (kode bodi T32).
Sayang ia menggunakan gril berdesain horizontal yang terkesan flat itu, seperti kurang seirama dengan impresi modern yang berusaha ditampilkannya.
Di interior, desain Glory 580 masih memberikan rasa modern yang kuat.
Termasuk bentuk dasbor dan bangku yang bagi kami sudah cukup untuk menyenangkan mata.
Catatan datang dari material yang digunakan, kualitasnya belum sesuai ekspektasi kami, setidaknya kalau dibanding rivalnya dari Jepang.
(BACA JUGA: Hitungan Leasing Untuk DFSK Glory 580 Wilayah Makassar, Ini Dia)
Masih terdapat aplikasi material plastik yang terkesan murah dan ada celah yang kurang presisi di beberapa bagian dasbor.
Sementara pelapis jok dengan kombinasi antara kulit asli dengan sintetis kami rasa cukup imbang antara kemewahan dengan kemudahan perawatan.
Kami menemukan sedikit masalah di akses masuk ke bangku baris ketiga.
Dengan rasio pelipatan lebar bangku 60:40, bagian yang 40-nya justru berada di kanan.
Padahal Indonesia menganut setir kanan, sehingga penumpang belakang naik dari sisi sebelah kiri mobil.
Akan lebih praktis jika bangku yang dilipat (rasio 40) untuk akses penumpang belakang adalah bangku barus kedua di sisi kiri.
Namun itu memang tidak masalah jika sudah terbiasa, dan mestinya tidak susah bagi DFSK untuk mengubah konfigurasi ini agar konsumen lebih mudah.