Masalah ini adalah sprockets atau gir rantai perlu diaktifkan kembali untuk mendorong motor maju setelah sesaat tidak mendapatkan tenaga dari mesin.
Sedangkan rantai dan sistem transmisi tidak sepenuhnya kaku, melainkan sedikit fleksibel.
(BACA JUGA: Begini Tanggapan Lucy Wiryono Soal Ban 'Ghoib' di Balapan MotoGP)
Hal ini menimbulkan hentakan ketika torsi besar dari motor MotoGP dikeluarkan sesaat.
Tak menjadi masalah besar ketika ini dilakukan dalam kondisi tegak lurus, tapi jika pembalap dalam kondisi miring di tikungan, itu cerita lain.
Hentakan atau jerk ini bisa menimbulkan ban belakang selip atau bahkan membuat pembalap jatuh ketika dalam kondisi sangat miring atau posisi yang sedikit tricky.
Nah, untuk menghindari hal ini, anti-jerk system digunakan, caranya dengan memperhalus hentakan yang terjadi sebisa mungkin.
(BACA JUGA: Gila! Segini Jumlah Ban yang Dibawa Michelin di Setiap Seri MotoGP)
Mapping anti-jerk cukup sederhana dan biasanya tidak bekerja lebih dari 50 milidetik.
Saat pembalap memulai akselerasi, sensor yang terkait dengan sistem ini melihat tiga hal.
Yakni, seberapa banyak gas yang digunakan pembalap, kecepatan dari putaran ban belakang, dan juga performa mesin.
Jika mendadak terdeteksi lonjakan yang mungkin menimbulkan hentakan, sistem otomatis menyesuaikan torsi hingga tingkat tertentu, bahkan terkadang hingga 100%.
(BACA JUGA: Hampir Ludes, Ini Daftar Tiket MotoGP Malaysia yang Masih Tersedia)