GridOto.com - Pasar motor sport naked mungil di Indonesia bertambah kompetitornya dengan kehadiran Benelli TNT 135.
Motor dengan desain unik ini memiliki pesaing seperti Kawasaki Z125 Pro serta KSR 110 dari APM resmi, serta Honda MSX 125 dari IU (Importir Umum).
Agar mampu bersaing dengan kompetitor dari pabrikan besar, Benelli merancang TNT 135 dengan beberapa poin menarik dibanding kompetitornya.
Apa saja hal menarik serta hasil tes lengkap dari Benelli TNT 135 saat dipakai di jalanan Ibu Kota? Simak terus sob!
(Baca Juga : Daftar Harga Moge Benelli, 250 cc Dibanderol Mulai Rp 35 jutaan)
Desain
Hal menarik pertama dari TNT 135 adalah desainnya yang garang, yang mencuri perhatian saat diperkenalkan oleh PT Benelli Motor Indonesia (BMI) saat Jakarta Fair 2017.
Dimulai dari dimensinya (P x L x T: 1.750 x 755 x 1.025 mm) yang lebih besar dibanding kompetitornya seperti Z125 Pro.
Selain itu yang membuat seri terkecil dari TNT (Tornado Naked T) terlihat garang adalah desainnya yang menggabungkan elemen-elemen desain dari motor naked Eropa.
Dimulai dari bagian belakang yang mirip dengan MV Agusta Brutale, mulai dari buntut, lampu sein sampai knalpot dengan tipe twin slasher cut exhaust.
Apalagi sepatbor belakangnya yang juga menjadi tempat plat nomer menempel di lengan ayun, makin mirip bagian belakangnya dengan Brutale 800 Dragster.
Lanjut ke tangki, TNT 135 memiliki tangki berkapasitas 7,2 liter yang bentuknya mirip dengan KTM Duke 200, terutama area shroudnya.
Rangka juga menggunakan trellis dengan pipa baja yang dilabur warna merah, mengesankan motor naked Eropa.
Untuk unit tes yang datang ke unit redaksi sendiri sudah dilengkapi beberapa part opsional dari Benelli.
Misalnya penggunaan stripping di sekujur body dengan desain meriah, mirip dengan motor untuk kompetisi freestyle.
Di beberapa area seperti cover filter oli dan as roda depan-belakang dilengkapi protektor merah anodized yang rapih karena diproses mesin CNC.
Bagian depannya juga tidak kalah menarik, karena desain lampunya sangar dan lebih menarik dibanding varian TNT lebih besar seperti TNT 250.
Soalnya lampu TNT 135 menggunakan sistem multi proyektor LED sebanyak 4 unit dengan daya total 12 watt, irit daya bukan?
Lampu rem serta sein depan-belakang TNT 135 juga sudah LED, yang visibilitasnya terang terutama saat digunakan di malam hari.
Sayangnya kesan garangnya terganggu oleh penempatan plat nomor yang menempel di sepatbor depan.
Ini karena TNT 135 yang dirakit di Cina memiliki target pasar Eropa dan Amerika, yang tidak mengharuskan plat nomor di depan.
Fitur & Teknologi
Beralih ke panel instrumennya, TNT 135 memiliki takometer analog berukuran besar yang mudah dilihat saat berkendara.
Di sebelahnya ada panel LCD yang menampilkan informasi BBM, speedometer serta di bawahnya ada jam digital.
Lalu tersedia tripmeter A & B yang dapat diakses dengan menekan tombol di sebelah takometer paling atas.
Karena TNT 135 juga dijual untuk pasar Amerika, speedometer dan tripmeternya dapat mengkonversi dari satuan kilometer menjadi mil dengan menekan tombol di sebelah takometer paling bawah.
Di panel setangnya ada fitur hazard serta ada tuas passing lamp untuk menyalakan lampu dim jauh.
Selain itu kunci kontaknya khas motor sport Benelli dengan model ala pisau lipat, terlihat mewah meski rumah kunci kontaknya belum dilengkapi tutup magnet.
Riding Position
Biar ukurannya mungil, menunggangi TNT 135 serasa berada di atas motor sport naked yang berukuran lebih besar.
Pertama karena tinggi joknya mencapai 780 mm, setingkat dengan skutik meski lebih rendah dari Z125 Pro yang mencapai 805 mm.
Dicoba dengan tester dengan postur 165 cm dengan bobot 72 kg, kaki dapat menapak sempurna meski hanya sebelah saja.
Joknya punya material busa yang empuk dan tebal, sehingga nyaman untuk diduduki serta modelnya terpisah.
Jadi joknya saat dibuka hanya bagian pengemudi yang terlepas, sedangkan bagian pembonceng terkunci menggunakan 4 buah baut.
Posisi badan sendiri saat mengendarai TNT 135 terasa agresif karena badan cenderung maju seperti mengendarai motor supermoto.
Soalnya setangnya lebar, membuat posisi tangan membuka yang membuat posisi badan mendekat ke setang.
Lalu posisi footstepnya juga berada dekat mesin, membuat kaki menekuk 90 derajat.
Untuk pijakan kaki di footstep TNT 135 sendiri ada kekurangan, yaitu tidak dilengkapi per yang membuat pijakannya dapat memantul balik ke posisi awal.
Saat dikendarai, kaki tester terasa nyaman karena berkat lekukan shroudnya, tangki TNT 135 dapat dijepit kaki tester.
Meskipun saat dicoba dengan rider dengan tinggi di atas 170 cm, dengkul mudah terpentok shroud-nya.
Handling
Benelli TNT 135 yang masuk ke Indonesia punya bobot kering 121 kg, terhitung ringan meski lebih berat 20 kg dibanding Z125 Pro.
Lebih berat dibanding kompetitornya karena spesifikasi kaki-kaki TNT 135 termasuk kekar.
Misalnya suspensi depan upside-down TNT 135 berdiameter 41 mm, lebih besar dari Honda CBR250RR yang suspensi depannya berdiameter 37 mm!
(Baca Juga : Mau Beli Motor Benelli? Tenang, Sparepart-nya Sudah dijamin, Sob)
Peleknya khas motor sport mungil, berdiameter 12 inci dengan lebar 3 inci dan belakangnya 3,5 inci.
Pentil peleknya sudah model L, yang memudahkan untuk mengisi tekanan angin ban CST Tubeless dengan ukuran 120/70-ZR12 depan dan 130/70-ZR12 belakang.
Untuk belakangnya memiliki suspensi monosok yang dapat disetel preload-nya, yang di kondisi standar terasa keempukan untuk bobot tester.
Makanya biarpun depannya terasa stabil saat mengerem dan masuk tikungan, saat di tikungan terasa bagian belakangnya mengayun-ayun.
Di sektor pengereman, TNT 135 menggunakan cakram depan berdiameter 220 mm yang dijepit kaliper double piston.
Belakangnya menggunakan cakram 190 mm dengan kaliper single piston, yang lumayan pakem untuk pemakaian dalam kota.
Terasa menyenangkan mengendarai TNT 135 di jalanan Ibu Kota yang ramai, karena mudah untuk diajak bermanuver.
Soalnya selain riding positionnya memudahkan pengendara mengayunkan motor, wheelbase TNT 135 terhitung pendek, hanya 1.215 mm.
Namun ada beberapa catatan, misalnya saat menikung rupanya ujung standar samping TNT 135 mudah tergesek aspal.
Selain itu biar ground clearance TNT 135 mencapai 160 mm, bagian katalis knalpot rawan tergesek polisi tidur, apalagi saat berboncengan.
Ini karena selain settingan suspensi standarnya terlalu empuk, travel suspensi belakangnya pendek, hanya 50 mm.
Performa
Mesin yang digunakan TNT 135 konstruksinya berdiri khas motor sport, berbeda dengan sport naked mungil lainnya yang tidur karena berbasis mesin motor bebek.
Bentuk mesinnya mirip Bajaj Pulsar 135, dengan sistem SOHC 4-klep dan menggunakan 2 busi Bosch A7RC.
Untuk sistem pembakarannya menggunakan injeksi elektronik Delphi MT 05 dengan ukuran throttle body 28 mm.
Membuat tenaga mesinnya termasuk besar, mencapai 13 dk di 9.000 rpm dengan torsi 10,8 Nm di 7.000 rpm.
Karakter mesinnya terasa responsif, untuk menggapai kecepatan 60 km/jam dari keadaan diam membutuhkan waktu 5,9 detik dari hasil Racelogic.
Namun di putaran mesin tengah sekitar 5.000 rpm, terasa ada jeda sebelum kembali mendorong sampai limiter mesin di angka 9.000 rpm.
Top speed yang dapat dicapai TNT 135 di speedometer tercatat 115 km/jam, dan di Racelogic hanya 106,2 km/jam.
Itu lebih dari cukup karena TNT 135 sendiri dikhususkan untuk kebutuhan riding dalam kota, bukan untuk touring luar kota dengan kecepatan tinggi.
Konsumsi Bensin
Meskipun konstruksi mesinnya seperti motor sport, rupanya konsumsi bahan bakar TNT 135 terhitung irit.
Dipakai riding dalam kota dengan beragam situasi, mulai dari macet sampai ngegas di jalanan kosong, TNT 135 dapat mencatatkan angka 43,674 km/liter.
Hasil tadi didapat menggunakan metode full to full dengan BBM beroktan RON 92, lumayan irit kan?
Bisa irit soalnya selain bobot motornya ringan, performa mesinnya juga lebih dari cukup untuk pemakaian dalam kota.
Sehingga tidak perlu buka gas besar-besar untuk menggapai kecepatan untuk bermanuver serta menyalip.
Teknologi yang ada di mesinnya juga menambah efisien konsumsi bahan bakarnya, seperti penggunaan 2 busi serta oil cooler yang membuat suhu mesinnya terjaga.
Selain desain dan spesifikasinya yang menarik, ada bagian-bagian menarik lainnya dari motor yang dibanderol 27,2 juta Rupiah OTR Jakarta ini.
Untuk spesifikasi lengkap serta video test ridenya, silahkan simak di bawah :
Data Spesifikasi :
Dimensi
P x L x T : 1.750 x 755 x 1.025 mm
Wheelbase : 1.215 mm
Ground Clearance : 160 mm
Tinggi Jok : 780 mm
Berat kering : 121 kg
Kapasitas Tangki Bensin : 7,2 liter
Rangka
Tipe sasis : Trellis, steel tubes
Suspensi Depan : Upside down 41 mm
Travel suspensi depan : 120 mm
Suspensi Belakang : Rear swing arm with lateral shock absorber with spring pre-load adjustment
Travel suspensi belakang : 50 mm
Ukuran pelek depan : 3 inci ring 12
Ukuran pelek belakang : 3,5 inci ring 12
Ban Depan : CST 120/70-ZR12 Tubeless
Ban Belakang : CST 130/70 - ZR12 Tubeless
Rem Depan : Single disk brake diameter 220 mm. Kaliper: Dual piston
Rem Belakang : Single disk brake diameter 190 mm. Kaliper: Single-piston
Mesin
Tipe mesin : 4-langkah 1 silinder oil-cooled twin spark
Sistem bahan bakar: Delphi MT 05 Injeksi elektronik Ø 28mm throttle body
Sistem katup: SOHC 4 katup
Kapasitas mesin : 134,7 cc
Diameter x langkah : 54 x 58.8 mm
Perbandingan kompresi : 9,8:1
Tenaga maksimum : 13 dk @ 9.000 rpm
Torsi maksimum : 10,8 Nm @ 7.000 rpm
Transmisi: 5 percepatan
Kopling: Wet multi-disc, manual
Harga : 27,2 juta Rupiah OTR Jakarta