Posisi badan sendiri saat mengendarai TNT 135 terasa agresif karena badan cenderung maju seperti mengendarai motor supermoto.
Soalnya setangnya lebar, membuat posisi tangan membuka yang membuat posisi badan mendekat ke setang.
Lalu posisi footstepnya juga berada dekat mesin, membuat kaki menekuk 90 derajat.
Untuk pijakan kaki di footstep TNT 135 sendiri ada kekurangan, yaitu tidak dilengkapi per yang membuat pijakannya dapat memantul balik ke posisi awal.
Saat dikendarai, kaki tester terasa nyaman karena berkat lekukan shroudnya, tangki TNT 135 dapat dijepit kaki tester.
Meskipun saat dicoba dengan rider dengan tinggi di atas 170 cm, dengkul mudah terpentok shroud-nya.
Handling
Benelli TNT 135 yang masuk ke Indonesia punya bobot kering 121 kg, terhitung ringan meski lebih berat 20 kg dibanding Z125 Pro.
Lebih berat dibanding kompetitornya karena spesifikasi kaki-kaki TNT 135 termasuk kekar.