Parah, Ratusan Handphone Dipakai Untuk Garap Taksi Online Fiktif, Untung Sebulan Bisa Kebeli Innova

Iday - Rabu, 14 Maret 2018 | 13:40 WIB

Ilustrasi order taksi online (Iday - )

Terakhir, dari tangan tersangka Maria Hanavie disita sebuah ponsel dengan akun driver atas nama Antono dan Dony, sebuah ponsel untuk driver akun atas nama Maria Hanavie.

Lalu 27 ponsel untuk pemesanan penumpang fiktif, kartu ATM masing-masing atas nama tersangka dan atas nama ayahnya, serta selembar kartu ATM atas nama Budi Setiawan.

Petugas juga menyita mobil Toyota Agya putih L 1636 KW atas nama Maria Hanavie.

Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara menjelaskan, sindikat ini terorganisir secara rapi.

Kelompok ini juga diwadahi dalam grup WA bernama XERO yang didirikan sejak November 2017. Untuk memberondong bonus disiapkan 120 unit ponsel untuk pemesanan penumpang fiktif.

Adminnya adalah Maria Hanavie. Ia yang mengelola iuran dari setiap driver dalam sindikat ini. Setiap perbulannya driver diwajibkan membayar Rp 350.000 untuk Maria Hanavie.

"Dalam kelompok ini, pembiayaan service mobil dan pembelian ponsel untuk pelor yang digunakan para driver fiktif," ungkap AKBP Arman Asmara saat rilis di Bid Humas Polda Jatim, Selasa (13/3).

(BACA JUGA: Perusahaan Taksi Konvensional Masih Bisa Ekspansi, Pakai Jurus Online Juga)

Di Sindikat ini, dalam sebulan setiap driver bisa mengeruk pendapatan dari Grab Rp 30 juta/driver. Kelompok ini hanya memanfaatkan bonus jarak pendek dari 10 trip yang dijalani.

Setiap 10 trip, tersangka mendapat bonus Rp 120.000.

Padahal tersangka setiap operasi membawa ponsel sebanyak 30 buah yang bisa dijalankan 30 trip, sehingga dalam beberapa jam tersangka bisa mendapat bonus Rp 360.000 bahkan sampai Rp 1 juta.

"Misalnya Grab dipacu dari depan Polda Jatim sampai jarak 500 meter ponsel pemesan fiktif dimatikan. Tak lama lagi, tersangka menekan lagi pemesanan pada ponsel lainnya dan jarak 500 meter dimatikan. Itu diulang terus dengan ponsel lain yang sudah dipersiapkan di mobil," jelas AKBP Arman Asmara.

Mantan Kapolres Probolinggo ini menegaskan, langkah yang dilakukan itu agar para tersangka memenuhi target dan mendapatkan bonus atau insentif dari perusahaan taksi online Grab.

Selama sebulan, kelompok ini bisa mengumpulkan uang Rp 360 juta. Seharga All New Kijang Innova yang berada di kisaran Rp 300 jutaan.

"Padahal kerjaan mereka hanya awu-awu dan tidak ada satupun penumpang yang diangkut," tegasnya.