Hasil Lengkap Test Ride Ducati SuperSport, Tampang Superbike Nyaman Ala Motor Turing

Dimas Pradopo - Selasa, 30 Januari 2018 | 13:00 WIB

ducati supersport (Dimas Pradopo - )

Sementara belakangnya cakram 245mm dikawal kaliper Brembo 2 piston serta ABS dari Bosch.  

Mulad
riding position ducati supersport

Riding Position dan Handling

Joknya punya tinggi 810 mm, membuat kaki tester yang punya postur 168 cm agak jinjit, tapi masih dalam tahap nyaman. 

Ketika duduk, kedua paha tak terlalu membuka karena desain jok yang mengecil di bagian ujungnya. 

Busa joknya juga empuk dan tebal, pokoknya bikin nyaman deh.

Lanjut ke bagian stangnya, meski pakai stang clip on tapi terbilang cukup tegak dibanding motor sport tulen. 

Desainnya tinggi dan mendatar sehingga tangan, pundak, serta lengan nggak cepat pegal. 

Meski tetap saja ergonomi pengendara agak menunduk, tidak tegak seperti sebuah sport-touring. 

Berdasarkan data spesifikasi, ia punya bobot kering 183 kg dan bobot basah 210 kg, hmm cukup berat ya?

Tapi nyatanya handling tetap lincah banget Bro! Motor terasa nurut kemana pengendara ingin berbelok. 

Salah satunya karena sudut rake terbilang sempit, hanya 24 derajat ditambah sudut belok setang lebar. 

Sayang radius beloknya agak lebar, jadi cukup menyulitkan ketika dipakai di kemacetan atau ketika mau putar balik.

Stefanus Yoga
mesin ducati supersport
 

Performa

Mesin menggunakan generasi Testastretta bersilinder ganda 11 derajat pendingin cairan, bore 94mm dan stroke 67,5mm berkapasitas 937 cc. 

Klaimnya memiliki tenaga 110 dk di 9.000 rpm, serta torsi maksimum 93 Nm di 6.500 rpm. 

Pada mode Sport, entakannya mulai dari rpm rendah hingga limiter di sekitar 10.000 rpm. 

Ducati mengklaim 80% torsi maksimumnya sudah tersedia sejak 3.000 rpm dan 90% di 5.000-9.000 rpm. 

Pantas saja, di gigi 1 putar gas secara spontan tanpa hentak kopling, ban depan ngangkat terus!

Dengan catatan, setelan DTC saat itu sengaja kami matikan untuk merasakan sensasi maksimalnya. 

Jika ingin santai bisa pakai mode Touring, dengan respon dari ride by wire-nya terasa agak lambat dan sedikit berjeda. 

Berkendara saat hujan atau jalanan licin, sebaiknya pakai mode Urban, karena respon putaran gas sangat halus jadi lebih aman. 

Knalpot alumunium dengan 2 lubang pembuangan ini dilengkapi katup dan suaranya masih tergolong sopan.

Ini nih bagian paling nggak enaknya, yakni panas mesin yang sangat menyiksa!

Panasnya paling terasa di bagian paha yang mengangkangi mesinnya. 

Data Tes Akeslerasi :
0-60km/jam   : 2 detik
0-80km/jam   : 2,6 detik
0-100km/jam : 3,5 detik
0-100 meter  : 5 detik (@130,5 km/jam)
0-201 meter  : 7,4 detik (164,1 km/jam)
0-402 meter  : 11,5 detik (168,2 km/jam)
Konsumsi bensin : 12,59 km/liter

Data Spesifikasi :
Mesin : Testatretta 11 derajat, L-Twin Cylinder, 4 valve per cylinder, Desmodromic, liquid cooled                          
Kapasitas : 937 cc
Bore x Stroke : 94mm x 67,5 mm
Perbandingan kompresi : 12,6 : 1
Tenaga maksimum : 110 dk/9.00 rpm
Torsi maksimum : 93 Nm/6.500 rpm
Sasis : Tubular Steel Trellis Frame attached to cylinder head
Suspensi depan : upside down Marzocchi 43mm, fully adjustable
Suspensi belakang : Progressive linkage with adjustable Sachs monoshock
Rem depan : 2 x 320 mm semi-floating discs, radially mounted Monobloc Brembo M4-32 calipers, 4-pistons, radial pump with ABS by Bosch
Rem belakang : 245 mm disc, 2 pistons caliper, ABS by Bosch
Bobot kering : 183 kg
Bobot basah : 210 kg
Tinggi jok : 810 mm
Jarak sumbu roda : 1.478 mm