Salah satunya yakni faktor cuaca, lalu lintas, dan kontur jalan turut dimasukkan sebagai variabel penting di dalamnya.
Sebanyak 8 pengendara ditugaskan dalam pengujian ini dengan target menempuh perjalanan sepanjang sekitar 300 km per harinya.
Dalam perjalanan tersebut, pengendara melalui berbagai kondisi jalan yang mencerminkan tantangan berkendara sehari-hari.
Jalanan beraspal dengan kondisi bagus dan bebas hambatan misalnya, digunakan untuk menguji stabilitas dan daya cengkeram ban saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Sedangkan rute dengan kombinasi jalanan berkontur kurang bagus dan jalan perkotaan merepresentasikan lalu lintas yang dinamis.
Untuk melengkapi semua variabel, rute pengujian di jalanan yang lebih kasar dengan kombinasi jalan perkotaan juga dilewati guna menguji daya tahan ban dalam kondisi yang lebih ekstrem.
Setiap 3.000 km, tim teknis melakukan evaluasi terhadap ban yang diuji, mencatat perubahan daya tahan, pola aus, serta performa keseluruhan.
Hal senada juga disampaikan Joko Suseno, Management Representative PT King Tire Indonesia yang mengapresiasi pengujian tersebut.
Baca Juga: Pas Buat Mudik, Beli Ban Dunlop Bisa Dapat Mobil dan Cashback
Menurut Joko, perusahaannya berusaha memastikan ban yang diproduksi memenuhi aspek performa sekaligus memiliki keunggulan spesifikasi yang memenuhi kebutuhan konsumen.
“Kami sangat antusias dapat bekerja sama dengan TÜV Rheinland Indonesia dalam memastikan bahwa ban yang kami produksi memiliki performa yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” kata Joko.
Laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi pada 2019 lalu, menyebutkan bahwa 80% kecelakaan kendaraan di jalan raya disebabkan oleh masalah ban.
Data Korlantas Polri tahun 2023/2024 lalu juga menunjukkan bahwa kondisi kendaraan yang tidak layak turut menjadi penyebab utama kecelakaan.
Ribuan kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap tahunnya, banyak melibatkan kendaraan dengan kondisi ban yang kurang layak.
Salah satu faktor utamanya, adalah kurangnya perawatan pada ban, seperti tekanan udara yang tidak sesuai, hingga keausan yang tidak terdeteksi.
Karenanya, pengujian yang dilakukan oleh TÜV Rheinland Indonesia ini menjadi langkah penting dalam memastikan kondisi ban.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR