GridOto.com - Ada tiga pembalap rookie yang datang meramaikan MotoGP 2025, yakni Somkiat Chantra, Ai Ogura dan Fermin Aldeguer.
Baik Somkiat Chantra, Ai Ogura maupun Fermin Aldeguer memiliki cerita masing-masing hingga berhasil menembus MotoGP.
Somkiat Chantra misalnya, ia adalah pembalap asal Thailand yang merupakan jebolan Asia Talent Cup.
Pada 2016 silam Chantra berhasil menjadi juara Asia Talent Cup, dengan mengalahkan Ai Ogura dan pembalap Indonesia Andi Farid Izdihar alias Andi Gilang.
Uniknya kala itu Chantra dan Andi sama-sama meraih tiga kemenangan sepanjang musim, namun penampilan Chantra lebih konsisten sehingga membuatnya menjadi juara.
Setelah itu ia mencoba peruntungan di CEV Moto3 selama dua musim dan mengakhiri musim 2018 di peringkat ke-9 dengan melewatkan dua race terakhir di Valencia.
Sempat tampil sekali saja di Moto3 pada 2018 sebagai wildcard, Chantra langsung lompat dari CEV Moto3 ke kejuaraan dunia Moto2 pada 2019.
Musim 2022 menjadi awal bersinarnya Chantra, dengan kemenangan di Indonesia dan raihan podium di Argentina, Prancis dan Austria.
Kemudian di 2023 ia menang lagi di Jepang dan meraih podium di kandangnya sendiri.
Baca Juga: Renggang dengan VR46 Sampai Dikritik Uccio, Valentino Rossi Tobat di MotoGP 2025
Dengan statusnya sebagai pembalap Asia binaan Honda, ia pun mendapatkan promosi spesial bersama tim Idemitsu LCR Honda di MotoGP 2025.
Dibandingkan pendahulunya seperti Takaaki Nakagami, penampilan bagus Chantra di Moto2 pun diharapkan bisa diulangi dan diharapkan lebih baik di MotoGP.
Sedangkan Ai Ogura meski kalah dari Chantra di Asia Talent Cup 2016, memiliki catatan lebih mentereng.
Sambil menjalani Asia Talent Cup, pada 2016 Ogura juga ikutan Red Bull Rookies Cup melawan pembalap dari berbagai negara.
Tahun 2017 Ai Ogura masih ikut Red Bull Rookies Cup sambil menjalani debut di kejuaraan CEV Moto3.
Musim itu ia tampil sangat luar biasa di Rookies Cup dengan menggondol dua kemenangan dan sejumlah podium lain.
Ogura mengakhiri kompetisi di peringkat ke-5, itu pun dengan absen di empat balapan yang digelar di Assen dan Sachsenring karena cedera siku.
Cedera itu didapat saat Ogura menjalani balapan pertama di CEV Moto3 Catalunya, dan ia juga harus melewatkan tiga balapan berikutnya di kejuaraan tersebut.
Tahun berikutnya ia masih ikut CEV Moto3 dan berhasil finis di peringkat ke-5 klasemen akhir, sambil menjalani debut di kejuaraan dunia Moto3 meski hanya untuk empat seri saja.
Baca Juga: Ingat Sampai Sekarang, Begini Momen Jorge Martin Dipamerin Skill Toprak Razgatlioglu di Depan Mata
Pada 2019 Ogura menjadi pembalap reguler di kejuaraan dunia Moto3 bersama Honda Team Asia, kemudian meraih peringkat ke-3 pada musim 2020.
Musim berikutnya ia naik ke Moto2 bersama tim yang sama, dan hampir saja menjadi juara dunia Moto2 pada musim 2022.
Sayang setelah awal musim buruk pada 2023, performanya terjun bebas di Moto2 2023 dan hanya meraih tiga podium saja sepanjang musim.
Namun momentumnya kembali pada musim 2024, setelah ia mengambil keputusan mengejutkan meninggalkan Honda untuk bergabung dengan tim MT Helmets-MSi dengan motor Boscoscuro.
Siapa sangka perjudiannya tersebut malah membawa Ogura menjadi juara dunia Moto2 2024 dengan keunggulan mutlak dari lawan-lawannya.
Tanpa Honda, Ogura berhasil naik ke MotoGP bersama Trackhouse Racing-Aprilia memakai tangan dan kakinya sendiri.
Di sisi lain Fermin Aldeguer menjalani cerita yang sedikit berbeda dibandingkan Chantra maupun Ogura.
Dibandingkan Chantra yang berusia 26 tahun dan Ogura yang berusia 23 tahun, Fermin Aldeguer masih jauh lebih muda karena berusia 19 tahun.
Karena itu lah perjalannnya sampai ke MotoGP tidak begitu panjang, namun ia mencatatkan sejumlah prestasi gemilang di level junior.
Aldeguer memulai karier profesionalnya dari ajang junior European Talent Cup dan meraih peringkat ketiga pada musim 2019.
Setelah itu ia mencoba peruntungan di FIM CEV Stock600 dan langsung menjadi juara pada musim itu.
Lalu ia naik ke CEV Moto2 pada 2021 bersama Boscoscuro, dan juga langsung menjadi juara dengan mudah.
Pada musim yang sama Aldeguer juga balapan di MotoE dan kejuaraan dunia Moto2 meski belum sebagai pembalap reguler.
Barulah pada 2022 ia masuk menjadi pembalap reguler, namun tidak langsung menjadi kompetitif pada musim perdananya di Moto2.
Musim 2023 menjadi momentum nama Aldeguer naik drastis karena ia meraih lima kemenangan sepanjang musim, termasuk empat beruntun pada empat seri terakhir yang digelar sehingga finis di peringkat ke-3 klasemen akhir.
Seketika banyak pabrikan yang langsung berminat merekrutnya, hingga akhirnya Ducati lah yang merekrut dan menempatkannya di tim Gresini Racing.
Tahun 2024 performanya sedikit turun, namun ia masih bisa meraih tiga kemenangan pada musim terakhirnya di Moto2.
Dengan motor Ducati, jelas bahwa Aldeguer sangat diunggulkan untuk meraih hasil positif dibandingkan Chantra dan Ogura.
Namun bukan berarti Chantra dan Ogura hanya akan diam saja melihat Aldeguer menjadi rookie terbaik musim 2025 mendatang.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR