Kedua tim siap berebut dan sudah menjalin negosiasi di tahap serius dengan manajemen pembalap 21 tahun itu.
"Sergio adalah pekerja keras, aku sangat suka bagaimana ia balapan, ia sangat halus," kata bos Pramac, Paolo Campinoti, saat itu dilansir GridOto.com dari Autosport.
Fabio Quartararo pun juga langsung berbicara dengan manajemen Yamaha, untuk melirik Garcia sebagai pembalap tim satelitnya.
"Ia punya jalur sepertiku. Dengan Pons ia tidak begitu bagus, tapi dengan Speed Up ia sangat kencang. Aku sudah bilang ke Yamaha," kata El Diablo.
"Itu bukan keputusanku, tapi akan bagus jika mereka mendengarkan saran dari pembalapnya," jelas Quartararo yang juga menyarankan Yamaha melirik Tony Arbolino.
Garcia pun hampir pasti promosi ke kelas premier menyusul Fermin Aldeguer, entah ia akan jadi juara Moto2 atau tidak sekalipun.
Sayangnya masalah status kewarganegaraan ini kemudian tiba-tiba mencuat, di mana kemudian secara perlahan Trackhouse dan Pramac menghilang dari perburuan Garcia.
Pada akhirnya Trackhouse memilih Ai Ogura yang merupakan juara Moto2 2024, sedangkan Pramac memilih Jack Miller untuk nantinya ditandemkan dengan Miguel Oliveira.
Ai Ogura adalah pembalap Jepang yang berguna untuk pasar Asia, sedangkan Miller berguna untuk pasar Australia.
Baca Juga: Tiga Selebrasi Terbaik di MotoGP 2024, Salah Satunya Harus Menunggu Ribuan Hari
Miller pun lebih dipilih karena ia memiliki basis penggemar yang luas dan karismanya, ditambah pengalamannya yang membuat Yamaha memilih pembalap senior untuk mengembangkan YZR-M1.
Bahkan Miller mendapat dukungan besar dari sponsornya, Linfox Group, yang merupakan salah satu perusaahaan transportasi raksasa asal Australia.
Linfox Group bahkan sudah melakukan negosiasi untuk membeli Gresini Racing, demi mengamankan kursi balap untuk ayah satu anak tersebut.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | autosport.com |
KOMENTAR