GridOto.com - Jorge Martin mengungkap gaji para pembalap Moto3, Moto2 hingga MotoGP berdasarkan pengalamannya.
Di level junior maupun Moto3, Jorge Martin mengungkap bahwa sangat sulit untuk pembalap muda bisa mendapatkan kursi balap tanpa membayar.
Martinator mengalaminya sendiri, beruntung bakat spesial membuatnya bisa balapan tanpa harus menjadi pay rider alias pembalap yang setor uang untuk balapan.
Bahkan tim Aspar yang menaunginya saat sejak debut di Moto3 pada 2015 hingga 2016, sudah memberikannya gaji yang cukup pantas untuk anak muda seusianya.
"Pada usia 17 tahun, di tim Aspar aku sudah menghasilkan gaji pokok 40 ribu euro (Rp 670 juta), dengan sponsor sekitar 70 ribu euro (Rp 1,18 miliar) permusim," kata Martinator dalam podcast Tengo Un Plan, melansir Motosan.es.
Saat itu dirinya masih pembalap baru dan belum begitu bersinar, di mana pembalap Moto3 mendapat gaji lebih besar darinya saat itu.
Ia mendapatkan gaji lebih besar saat menjadi salah satu pembalap bintang dan menjadi juara Moto3 pada 2018 silam.
"Pembalap terbaik Moto3 bisa mendapat uang 150 ribu euro (Rp 2,53 miliar) dengan mudah," ungkap Martin.
"Tapi ingat, ada sekitar 60 persen pembalap di grid yang harus membayar untuk bisa balapan," jelasnya.
Baca Juga: Proyek MotoGP Bakal Selamat, Lewis Hamilton Semakin Dekat Jadi Bos Baru KTM
Saat naik kelas ke Moto2, Martin mengaku bahwa gajinya juga naik dan di kelas ini pembalap yang membayar untuk balapan semakin berkurang jumlahnya.
"Di Moto2 kau bisa mendapatkan 300 ribu euro (Rp 5,06 miliar) permusim. Namun masih ada 30-40 persen pembalap yang membayar untuk balapan," jelasnya.
Pay rider atau pembalap yang membayar untuk balapan ini biasanya datang dengan membawa sponsor sendiri, entah dari sponsor umum maupun perusahaan milik keluarganya sendiri.
"Biaya balapan sekitar 500 ribu euro (Rp 8,4 miliar) permusim, atau bahkan bisa lebih," jelas Martin, menjelaskan baiaya yang dikeluarkan seorang pay rider untuk balapan.
Biaya itu untuk membayar sewa motor, gaji para kru dan seluruh akomodasi yang dibutuhkan untuk berkompetisi.
Sedangkan di MotoGP, Martin mengungkap bahwa gaji pembalap sudah lebih tinggi dan sekarang sudah tidak ada pembalap yang membayar untuk balapan.
"Kisaran 600 ribu (Rp 10 miliar) hingga 12 juta euro (Rp 202 miliar) dan bahkan bisa lebih, seperti yang Jorge Lorenzo dapatkan pada musim terbaiknya," jelas Martinator.
Martin sendiri debut di kelas premier pada 2021 silam, saat pay rider sudah tidak ada sama sekali di kelas premier.
Sebelum itu ada beberapa nama yang dikenal sebagai pay rider, misalnya saja Karel Abraham dan Tito Rabat yang cukup populer dengan status tersebut.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR