Saat naik kelas ke Moto2, Martin mengaku bahwa gajinya juga naik dan di kelas ini pembalap yang membayar untuk balapan semakin berkurang jumlahnya.
"Di Moto2 kau bisa mendapatkan 300 ribu euro (Rp 5,06 miliar) permusim. Namun masih ada 30-40 persen pembalap yang membayar untuk balapan," jelasnya.
Pay rider atau pembalap yang membayar untuk balapan ini biasanya datang dengan membawa sponsor sendiri, entah dari sponsor umum maupun perusahaan milik keluarganya sendiri.
"Biaya balapan sekitar 500 ribu euro (Rp 8,4 miliar) permusim, atau bahkan bisa lebih," jelas Martin, menjelaskan baiaya yang dikeluarkan seorang pay rider untuk balapan.
Biaya itu untuk membayar sewa motor, gaji para kru dan seluruh akomodasi yang dibutuhkan untuk berkompetisi.
Sedangkan di MotoGP, Martin mengungkap bahwa gaji pembalap sudah lebih tinggi dan sekarang sudah tidak ada pembalap yang membayar untuk balapan.
"Kisaran 600 ribu (Rp 10 miliar) hingga 12 juta euro (Rp 202 miliar) dan bahkan bisa lebih, seperti yang Jorge Lorenzo dapatkan pada musim terbaiknya," jelas Martinator.
Martin sendiri debut di kelas premier pada 2021 silam, saat pay rider sudah tidak ada sama sekali di kelas premier.
Sebelum itu ada beberapa nama yang dikenal sebagai pay rider, misalnya saja Karel Abraham dan Tito Rabat yang cukup populer dengan status tersebut.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR