Kemitraan ini melanjutkan kesuksesan yang telah dicapai di pasar Vietnam, dengan lebih dari 150.000 charging port yang terpasang di 63 provinsi dan kota.
Inisiatif ini diklaim berhasil mengatasi kekhawatiran konsumen akan infrastruktur EV, sekaligus menjuarai pasar otomotif Vietnam selama sepuluh bulan pertama tahun 2024.
Pencapaian tersebut menjadikan Vietnam negara pertama di Asia Tenggara di mana penjualan EV melampaui penjualan mobil konvensional.
Adapun kerja sama ini menelan investasi sebesar 1,2 miliar USD.
Manfaat ekonomi dari proyek ini diklaim sangat signifikan, dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang bisnis baru untuk konstruksi, operasional, dan pemeliharaan stasiun pengisian daya.
Di luar terciptanya lapangan kerja, pengembangan infrastruktur V-Green dapat merevitalisasi sektor energi Indonesia, menarik lebih banyak investasi di bidang energi surya dan angin.
Hal ini tidak hanya mampu meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.
Dari segi lingkungan, upaya V-Green juga selaras dengan tujuan keberlanjutan Indonesia yang lebih luas, yaitu target emisi nol atau net-zero emissions pada tahun 2060.
Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik ini sedikit banyak dapat mengurangi polusi udara di pusat kota seperti Jakarta, dan menurunkan jejak karbon pada sektor transportasi.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR