"Pecco, Pecco, Pecco. Hari ini, hari ini, hari ini," kata Tardozzi membuka ceramahnya, untuk memaksa Bagnaia diam.
"Hari ini Martin punya nyali. Nyali untuk menendangmu keluar (lintasan). Ia sudah memutuskan sebelum balapan, bahwa ia akan menendangmu keluar dan ia melakukannya. Ia melakukan apa yang harus dilakukan," jelasnya.
Tardozzi pun kemudian mendesak Bagnaia untuk menghilangkan sifat semacam itu, karena hanya akan membuatnya kalah dari Martin.
"Hal itu harus kau lakukan besok. Kau tak boleh selalu menjadi 'gentleman'. Kau tak boleh, karena orang itu mau melakukan apapun untuk mengalahkanmu. Jika kau terus begitu, mereka akan menendang pantatmu," sambung Tardozzi sambil penuh ekspresi.
"Sejak tikungan 1 ia sudah memutuskan apa yang akan dilakukan kepadamu, meski harus menyentuh atau melemparmu keluar. Kau tak boleh lanjut terlalu sopan seperti ini. Pecco, karena orang-orang ini akan menghancurkanmu jika kau tak mempertahankan dirimu," jelas sang Manajer.
Bagnaia pun semakin terdiam bersama sang kakak dan juga kekasihnya, Domizia, yang terlihat berkaca-kaca merasakan tensi yang ada di ruangan tersebut.
"Besok kau harus menjadi orang yang membuat aturannya. Jika tidak maka mereka akan terus melakukannya kepadamu," sambungnya.
"Ini bukan hanya soal melaju dengan kencang Pecco, tapi soal siapa yang terkuat secara mental," tuntas Tardozzi yang kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | YouTube Ducati |
KOMENTAR