Baca Juga: Atap, Kaca dan Spion Bus Pariwisata Cacat Saat Liburan, Digebrak Makhluk Tinggi Lebat di Gunungkidul
Pohon jati diketahui mempunyai kemampuan meranggas atau menggugurkan daun-daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan air.
Kemudian, dedaunan pohon jati akan bermunculan kembali ketika memasuki musim hujan seperti saat ini.
Lebih lanjut, Hari menyampaikan bahwa ulat jati yang sedang banyak di Gunungkidul itu tidak berbahaya bagi manusia.
“Ulat jati tidak berbahaya, tidak bikin gatal,” tuturnya.
Bahkan, menurutnya, banyak masyarakat Gunungkidul yang mencari kepompong atau pupa ulat jati untuk dijadikan olahan makanan.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (18/11/2024), kepompong ulat jati ini disebut sebagai ungkrung oleh masyarakat Gunungkidul.
Ungkrung ulat jati umumnya berbentuk lonjong dengan warna beragam seperti merah atau oranye dan memiliki ukuran sekelingking bayi.
Cara pengolahan ungkrung ulat jati ini pun terbilang sederhana, yakni digoreng dengan ditambahkan bawang putih, garam, dan sedikit penyedap rasa.
Masyarakat setempat biasanya memulai pencarian ungkrung ulat jati yang kaya akan protein ini sejak pagi, terutama setelah subuh.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR