Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sering Dikaitkan ke Mistis, Ahli Bilang Begini Soal Kecelakaan Tol Cipularang

Wisnu Andebar - Rabu, 13 November 2024 | 20:40 WIB
Laka maut Tol Cipularang
Istimewa
Laka maut Tol Cipularang

"Jawaban berdasarkan kajian seorang data Scientist mas Ikang Fadhil alumni Matematika ITB, ternyata elevasinya sangat curam. 

Selisih ketinggian 540 m di atas permukaan laut ke 326 m adalah 214 meter! Betapa dahsyatnya, mobil tanpa di gas pun akan meluncur kencang karena seperti dijatuhkan dari ketinggian 214 meter. 

Maka sering terjadi remblong, padahal kendaraan terkena dampak momentum yang luar biasa.

Kecepatan Luncur tinggi dikali bobot kendaraan yang berat akhirnya rem sekuat apa pun tidak mampu menahan kendaraan anda. 

Jadi waspadalah!! Ada turunan bukan untuk memacu kendaraan tapi justru segera turunkan gigi persneling mopbil anda dan meluncurlah dengan perlahan, gunakan engine brake. Sesekali di rem supaya tidak terlalu cepat meluncur," tulis postingan tersebut.

Lebih lanjut, Instruktur Asesor & Investigator LLAJ ; road Safety Commision Ikatan Motor Indonesia (IMI), Erreza Hardian membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, pada jalan menurun gerak translasi (gerak berpindah tempat) bukan berasal dari gerakan mesin, melainkan dipicu oleh pengaruh gaya gravitasi bumi yang besarnya signifikan dengan ketinggian suatu tempat dan massa kendaraan.

Artinya, kecepatan putaran roda justru dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat dan massa kendaraan beserta muatannya.

"Semakin besar perbedaan ketingggian antara dua tempat, semakin berat kendaraannya, maka akan semakin besar gaya dorong yang akan memicu kendaraan meluncur dari atas
ke bawah," ujar Reza kepada GridOto.com, Rabu (13/11/2024).

Ia menjelaskan, di jalan menurun setiap pengemudi truk atau bus anti menginjak pedal gas, karena fungsi tenaga mesin di sini berbeda di mana kalau di jalan datar mesin berfungsi untuk memutar roda.

Maka pada jalan menurun mesin justru berperan menahan putaran roda (engine brake) agar kendaraan tidak meluncur tertarik oleh gaya gravitasi bumi.

"Pengereman di jalan menurun dengan menggunakan service brake atau rem pedal sangat berbahaya, karena proses pengereman tidak akan menghilangkan energi yang mendorong kendaraan dan hanya mengurangi putaran roda sesaat,"paparnya.

"Sehingga saat pedal rem diangkat roda akan berputar lebih cepat lagi dan hal ini akan memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang terus menerus, inilah yang memicu terjadinya kegagalan pengereman," sambung Reza.

Oleh sebab itu, setiap pengemudi harus memahami bahwa pada saat truk dan bus melalui jalan menurun, harus menggunakan rem pembantu untuk memperlambat kendaraan, dan tidak menggunakan rem utama.

"Pengemudi juga perlu upgrade skill supaya bisa mengatasi jalan yang semacam ini," pungkas Reza.

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa