"Jika ingin mempertaruhkan segalanya, Anda harus melakukannya karena suatu alasan. Beberapa orang melakukannya untuk uang atau untuk alasan apa pun mereka melakukannya, untuk sebuah hasil," ujar Stoner.
Menurut Stoner, kesenangannya mengendarai motor terasa hilang saat sudah terlalu banyak intervensi dari perangkat elektronik saat mengendarai motor MotoGP.
Itu membuat motivasinya untuk tetap menjadi pembalap menghilang.
Baca Juga: Sekarang Mesra, Ini Kalimat Makjleb Ikonik yang Pernah Diucap Stoner ke Rossi
"Saya sangat suka mengendarai motor, mengeluarkan segala kemampuan saya dari motor. Saya sangat kritis terhadap diri sendiri. Ketika motor-motor ini menjadi terlalu banyak elektronik, terlalu banyak wheelie control, kenikmatan itu hilang," yakinnya.
Selain itu, Stoner juga tidak menyukai kehidupan di luar trek yang harus dilakukannya sebagai pembalap MotoGP.
Casey merasa terbebani dengan tekanan dari sponsor, media dan ekspektasi tinggi dari para penggemarnya.
Ia juga merasa berbagai kegiatan sponsor yang harus diikuti malah mengalihkan fokusnya dari hal yang paling disukai yaitu mengendarai motor.
Belakangan ini, Stoner juga mengungkapkan salah satu alasan tambahan kenapa dia memutuskan pensiun di usia 27 tahun.
Salah satunya karena dia memiliki masalah kesahatan yakni gangguan kelelahan kronis yang mulai dirasakannya kala itu.
Masalah Kesehatan ini membuat dirinya membutuhkan Waktu recovery yang lebih lama setelah melakukan aktivitas.
Bahkan, Stoner bercerita dimasa terburuknya, setelah melakukan aktivitas sedang saja dia hanya bisa duduk di sofa selama lebih dari 3 hari untuk menghilangkan rasa lelahnya.
Hal itu juga yang membuatnya jarang terlihat diaktivitas balap yang sangat dicintainya setelah mengumumkan pensiun.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR