GridOto.com - Duel mobil off-road Cina di Indonesia, GWM Tank 300 vs BAIC BJ40 Plus.
Ada dua mobil merek Cina yang menghajar segmen SUV 4x4 di Indonesia, yaitu GWM (Great Wall Motor) dan BAIC (Beijing Automotive Group Co. Ltd).
GWM mengandalkan Tank 300 HEV (Hybrid Electric Vehicle) sedang BAIC memiliki BJ40 Plus.
GWM Tank 300 HEV ditawarkan dengan harga 828.888.888 sedang BAIC BJ40 Plus Rp 783.000.000, on-the road DKI Jakarta.
Kedua SUV 4x4 ini cuma beda Rp 45.888.888 juta saja.
Baca Juga: Siapin Duit Segini Per Bulan Buat Cicil GWM Tank 300 pakai KKB BCA
Bagaimana sih spesifikasi kedua mobil ini?
BAIC BJ40 Plus yang pertama meluncur pada 2019 merupakan model facelift dari BAIC BJ40L.
BJ40L sendiri sebenarnya merupakan versi 4 pintu dan long wheelbase dari BAIC BJ40.
Mobil dengan sasis tangga (ladder frame) ini memiliki panjang 4.630 mm, lebar 1.843 mm, tinggi 1.861 mm, dan wheelbase 2.730 mm.
Memang dari segi teknologi, BJ40 Plus belum diperkuat dengan mesin hybrid seperti Tank 300.
Baca Juga: Bocoran Nih, Tahun Depan BAIC BJ30 Hybrid Bakal Masuk Indonesia
Ia dibekali mesin bensin 4-silinder berkode HY4C20B dengan kapasitas 1.967 cc yang disuntik turbo twin scroll.
Mesin ini mampu melontarkan tenaga 165 kW atau 221 dk dan torsi puncak 385 Nm yang disalurkan ke sistem penggerak empat roda lewat transmisi otomatis 8-percepatan dari ZF.
Tank 300 merupakan SUV bermesin hybrid alias Hybrid Electric Vehicle (HEV).
Ia pakai mesin bensin 4-silinder 1.998 cc dengan Variable Geometric Turbo bertenaga 244 dk dan torsi puncak 380 Nm.
Mesin bakar ini dikasih motor listrik bertenaga 106 dk dan torsi 268 Nm.
Baca Juga: Tank 300 Tertangkap Basah Nongkrong di Dealer GWM di Jakarta Barat
Ia dibekali transmisi otomatis 9-speed dengan tujuh pilihan mode berkendara, yaitu Normal, Sport, Economy, Snow, Mud, Sand, dan 4L.
Plus fitur pendukung off-road seperti Tank Turn, Off-road Cruise Control, dan Body Transparent.
Demikian artikel "Duel Mobil Off-Road Cina di Indonesia, GWM Tank 300 vs BAIC BJ40 Plus" dari GridOto.com.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR