Tugito menceritakan, semula ia bersikukuh mempertahankan tanahnya dari proyek Tol Yogyakarta-Bawen.
Alasannya, untuk tetap memiliki pemasukan karena saat itu pria paruh baya tersebut memiliki anak yang masih belum menikah.
Namun pikiran Tugito berubah seiring anaknya telah menikah belum lama ini.
Ia pun bersedia dan rela melepas sebidang tanahnya untuk mendukung proyek Tol Jogja-Bawen.
"Waktu itu saya sempat berpikir agar tanah saya tidak diambil, karena saya masih punya anak yang belum nikah, jadi saya pertahankan, belum lagi saya tidak tahu kapan itu digusurnya," ucap Tugito.
"Tapi karena sekarang sudah menikah, saya ajukan lagi, tidak hanya yang 1 meter persegi saja, yang 51 sisanya saya juga ajukan agar disetujui," jelas Tugito.
Baca Juga: Sempat Menolak, Warga Klaten Mengaku Terpaksa Menerima UGR Tol Yogyakarta-Solo Sebesar Rp 3,5 Miliar
Selain alasan anak belum menikah, Tugito sempat mempertahankan tanahnya karena ia belum mengetahui seberapa besar uang pengganti yang akan didapatnya.
"Ya semua sudah ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Tentu saya mendukung proyek ini sebagai warga Indonesia yang patuh, agar bisa nyengkuyung," ungkap dia.
Tugito menyebut, idealnya harga tanah di kawasan Sempon itu berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu per meter persegi.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR