"Sebenarnya tidak perlu heran, karena rata-rata pengendara motor tidak paham tentang marka yang ada di jalan raya," ucap Agus.
"Masih banyak yang tidak mengerti fungsi dari garis-garis yang ada di jalan," kata Agus.
Bahkan bukan cuma pengendara yang masih baru, yang sudah bertahun-tahun pun belum tentu tahu apa arti dari marka jalan, termasuk yang serong.
Semuanya karena kebanyakan pengendara motor belajar secara autodidak.
"Sehingga yang diketahui hanya bagaimana cara pengoperasian agar motor itu bisa berjalan saja. Tentang marka dan rambu mereka tidak pelajari. Rata-rata maunya cepat saja, jadi marka tidak dipedulikan," kata Agus.
Tentu ini jadi hal yang miris. Karena angka kematian di jalan raya paling banyak terjadi di kendaraan roda dua.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR