"Jadi sebenarnya polisi sudah melakukan pengaturan sejak kemarin siang yaitu one way.
Tetapi karena memang volume kendaraan meningkat, terutama roda dua yang mengunci di sekitar Megamendung, Cisarua, dan sekitarnya.
Jadi awalnya memang kendaraan saling ngunci, terutama roda dua itu," ucapnya.
Ia sendiri bersama rombongan berangkat pulang dari arah atas Puncak Pass, Cianjur, Minggu, pukul 15.00 WIB.
Biasanya, ia hanya butuh waktu 5 jam untuk sampai ke Jakarta.
Tetapi kali ini, waktu tempuh malah lebih lama.
Baca Juga: Macet Horor di Puncak Bogor Telan 1 Korban Jiwa, Polisi Angkat Bicara
Hal itu disebabkan karena terjadinya antrean kendaraan yang menumpuk di ruas Jalan Raya Puncak.
"Dari kemarin ya sore, terus puncak kepadatannya itu malam sampai subuh tadi, banyak mobil berhenti mematikan mesin di sekitar Puncak Pass, Masjid Atta'wun.
Mereka mematikan mesinnya karena sudah tidak bisa bergerak, baru pagi jam 8 tadi bisa jalan," ucapnya.
ia juga bercerita tentang kondisi saat terjebak macet seharian.
Beruntung, masih ada pedagang keliling sehingga rasa lapar bisa diatasi dengan mie instan.
Bahkan, penjual nasi goreng laris manis karena wisatawan yang hendak pulang ke Jakarta kelaparan akibat macet.
Namun yang menjadi persoalan adalah buang air besar.
Para bapak-bapak mau tak mau buang air besar di semak-semak.
"Untuk ibu-ibu saking kebeletnya, akhirnya ada yang membentangkan kain di samping kendaraannya dan buang air di situ. Itu fakta yang terjadi," ucapnya.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR