Lalu model dari segmen manakah yang dituju Hyundai? Apakah segmen 'tradisional' yakni Low MPV atau Low SUV 7-seater?
Ia dengan cepat menampiknya.
"Kalau studi kita mengatakan, orang yang punya duit itu yang akan beli, pasti tahu kita akan masuk di mana"
"Kita enggak akan ikut ke bawah, kita akan ke atas"
"Nanti kalau market tumbuh, kelas menengah mengisi, perekonomian bagus, strong economy, baru masuk lagi (ke kelas menengah)," urai Frans, demikian Fransiscus Soerjopranoto akrab disapa.
Ia lantas memberi gambaran bagaimana tidak menariknya membuat mobil hybrid untuk kelas low MPV 7-seater saat ini.
"Buat apa masuk ke segmen yang sekarang turunnya 26 sama 30 persen?
Menurutnya, Hyundai saat ini tidak di tengah dan tidak ke bawah. Karena harus mencari yang bisa dijual sekarang mengingat pihaknya sedang mencari volume tinggi.
"Ngapain masuk ke B MPV. Pasar lagi keras, orang lagi buang-buang benefit, diskon, terus kita ikutan juga, marketnya cannibalism, enggak create market," ulasnya.
Lalu model apa yang akan diluncurkan Hyundai ke market mobil Indonesia?
Melihat peluangnya, apalagi kalau bukan Sante Fe terbaru yang dibekali mesin 1.600 cc turbocharger hybrid.
Ditodong pertanyaan seberapa menarik pasar mobil hybrid bagi Hyundai, ia mengungkapkan hitungan.
"Kalau data kita 7,6 persen hybrid," tuturnya singkat seraya menggambarkan situasi perkembangan pasar.
"Dengan skema sekarang, konsumen makin banyak yang peduli fuel consumption"
"Dulu hybrid diperkenalkan tahun 2007. Sudah dibilang ramah lingkungan, fuel consumption lebih irit, enggak tembus (konsumen enggak tertarik, red)"
"Tapi datangnya mobil listrik memicu mobil hybrid naik"
"Jadi orang udah mulai mikir, kalau pakai hybrid fuel consumption 1 banding 20. Mulai tuh word of mouth, ya marketnya makin lama makin gede," papar Frans.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR