"Di Indonesia mana ada mobil diesel itu LCGC (low cost green car). Mobil diesel kalau beli ya Pajero Sport, Fortuner diesel, Land Cruiser. Enggak ada Agya yang diesel," kata Rachmat.
Ia pun mengestimasikan konsumsi solar subsidi oleh Pajero Sport, Fortuner, maupun Land Cruiser mencapai kisaran 477-573 liter per unit setiap tahunnya.
Volume BBM yang dikonsumsi oleh Pajero Sport dkk itu memang lebih rendah ketimbang Agya yang dipekirakan 584 liter per unit per tahun, Avanza 629 liter per unit per tahun dan Innova 682 liter per unit per tahun.
Namun, secara nominal subsidi yang dinikmati Pajero dkk jauh lebih besar.
Rachmat mengestimasikan, per unit Pajero setiap tahunnya menikmati subsidi berkisar Rp 2,37 juta-Rp 2,84 juta.
Adapun jumlah mobil sejenis Pajero Sport yang menikmati solar subsidi diperkirakan mencapai 800.000 unit.
Sementara untuk Agya diperkirakan per unit di setiap tahunnya menikmati subsidi BBM berkisar Rp 930.000, Avanza menikmati Rp 1 juta dan Innova menikmati Rp 1,09 juta.
Adapun jumlah pengguna kendaraan sejenis Agya diperkirakan mencapai 13,3 juta unit, Avanza 4,3 juta unit, dan Innova sebanyak 2,1 juta unit.
"Jadi orang yang naik itu (Pajero dkk) dapat (subsidi) Rp 11- Rp 13. Itu yang terus terang agak mengusik rasa keadilan. Jadi di satu sisi, kita sebenarnya lagi mikirin ini," ujarnya.
Bila dibandingkan antara pengguna mobil dengan pengguna motor yang konsumsi BBM-nya hanya berkisar 136 liter per unit per tahun, maka nilai subsidi yang dinikmati pengguna mobil jauh lebih besar.
Pengguna motor sejenis Beat atau 150 Cc diperkirakan menikmati subsidi Rp 220.000 per unit setiap tahunnya.
Adapun jumlah pengguna motor ini diperkirakan sebanyak 113,3 juta unit.
"Jadi ini aneh kan, harusnya yang naik Innova dapat lebih sedikit atau malah enggak dapat, daripada yang naik motor. Karena subsidi itu kan harusnya untuk menjaga daya beli kalangan yang tidak mampu," ucap Rachmat.
Baca Juga: Aturan Wajib QR Code Buat Beli Pertalite Diperluas, Berikut Wilayahnya
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR