Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sering Diremehkan, Kisah Motor Cina Balap Lawan Motor Jepang, Hasilnya Mengejutkan

Dida Argadea - Rabu, 10 Juli 2024 | 07:25 WIB
Gelaran GGBRR (kiri) dan Bambang Pamor, joki balap merek Beijing (kanan)
Dok.Tabloid OTOMOTIF
Gelaran GGBRR (kiri) dan Bambang Pamor, joki balap merek Beijing (kanan)

GridOto.com - Ingat enggak kalau motor asal pabrikan China alias mocin pernah populer dan laris di awal tahun 2000.

Pasalnya harga yang dipatok mocin-mocin kala itu memang relatif lebih murah kalau dibandingkan dengan motor pabrikan Jepang di kelasnya.

Meski begitu, mocin juga kerap kali diterpa isu soal kualitasnya yang rendah.

Mulai dari desainnya yang banyak ngejiplak merek Jepang, hingga kualitas mesinnya yang dituding gampang ambrol.

Tak hanya diam, beberapa merek mocin pun kala itu ada yang mati-matian membuktikan kualitas produknya.

Ilustrasi motor China
Dok.OTOMOTIF
Ilustrasi motor China

Beberapa di antaranya ada Sanex, Loncini, Garuda, Beijing dan Hokaido, yang saat itu tak mau pasrah begitu saja dan langsung membidik ajang Road Rae sebagai ajang pembuktian.

Pada gelaran Gudang Garam Brawijaya Road race (GGBR) di Probolinggo, 15 April 2001, sedikitnya delapan merek mocin ikut sebagai pesertanya.

Mereka berusaha keras menepis anggapan bahwa kualitas produknya buruk.

Hasilnya, salah satu merek mocin yakni Loncini, mampu unjuk gigi di kelas 4-tak tune-up open.

Zaenal Abidin dari Probolinggo, adalah yang mampu membawanya menyodok sampai posisi 8 dari total 41 starter.

"Padahal kami belum memakai part racing, kuncinya cukup memaksimalkan korekan mesin dan kompresi," kata Sarwo Sugeng, yang saat itu menjabat manajer Loncini Prima Motor Ngagel Jaya Surabaya, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi No.50/X Senin, 23 April 2001.

"Meski buatan China, jika settingannya pas larinya juga kenceng kok," timpal Agus Prasetyo, mekanik Beijing tunggangan Bambang Pamor asal Kota Pahlawan.

Selain Loncini, merek mocin Beijing juga cukup garang di ajang itu.

Dibesut oleh Avik Baja dari Tulungagung, mengandalkan karburator mikuni kotak 24 mm, main-jet 185 dan pilot-jet 30, ia mampu merebut tempat pertama di kelas khusus mocin.

Ajang ini sedikit banyak jadi jawaban jadi jawaban akan ketangguhan dapur pacu mocin yang turun dalam GGBRR.

Bagaimana tidak, total panjang sirkuit dadakan yang harus dilahap mencapai 1,2 km, dan harus ditempuh sebanyak 4 putaran.

Kenyataan ini sekaligus sebagai bukti, bahwa mocin sebenarnya layak dan mampu bersaing dengan motor buatan Jepang.

Meski, memang banyak juga mocin dengan merek yang kualitasnya terbukti bobrok, sehingga ikut andil mempengaruhi merek-merek yang kualitasnya baik.

Baca Juga: Pantas Laris, Segini Beda Harga Mocin Vs Motor Jepang Tahun 2000

Editor : Dida Argadea

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Motor Listrik Honda EM1 e: Ngaspal di Sirkuit MotoGP Mandalika, Tujuannya Buat Ini

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa