“Mobil tidak hanya sekadar kendaraan lagi, tetapi juga produk yang dapat diperbarui dengan mudah. Selain mobil, konsep ini juga akan diadaptasi pada motor, dan sepeda listrik,” jelasnya.
Anggota Dewan Manajemen sekaligus Kepala Sektor Bisnis Mobilitas Bosch Markus Heyn menambahkan, pihaknya saat ini sedang mengembangkan perangkat lunak khusus bertajuk “eBrake to Zero”.
Teknologi ini memungkinkan mobil untuk berhenti secara otomatis dengan transmisi yang halus dan tanpa entakan. Ia berharap, fitur ini juga dapat membantu mengurangi risiko mual bagi penumpang yang berkendara dalam kecepatan tinggi.
“Kami memastikan pengalaman berkendara saat berhenti dan mulai kembali dengan lancar melalui perangkat lunak yang memberikan pengereman sehalus pengemudi profesional,” tandas Heyn.
Khusus untuk mobil niaga, Bosch menyediakan fitur Vehicle Health yang mampu mendeteksi kerusakan atau masalah pada mesin atau fitur. Laporan ini akan dianalisis dan dilaporkan melalui melalui platform digital bernama Bosch L.OS.
Sejalan dengan itu, Bosch juga bekerja sama dengan produsen komputer Qualcomm untuk membuat komputer khusus yang dapat menggabungkan fungsi infotainment dan fitur bantuan pengemudi dalam satu sistem.
Komputer ini diklaim dapat mengurangi biaya produksi mobil hingga 30 persen karena mengurangi jumlah komponen dan kabel yang diperlukan.
Selain itu, komputer kendaraan ini juga memungkinkan mobil untuk berkomunikasi dengan infrastruktur jalan dan kendaraan lain, sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi berkendara.
“Perusahaan telah berhasil menjual produk tersebut dengan nilai mencapai empat miliar Euro,” ungkap Heyn.
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR